upacara tawur kesanga 4
Klungkung (Metrobali.com)-

Upacara tawur kesanga nemuning tilem kesanga di Kabupaten Klungkung berlangsung hikmad. Upacara dipusatkan di catus pata (kanda pat) kota Semarapura, jumat (20/3).

Selain dipadati ratusan warga Klungkung, persembahyangan tawur kesanga menyambut tahun baru caka 1937 juga dihadiri Bupati Klungkung, Nyoman Suwirta, Wakil Bupati Made Kasta, Ketua DPRD Klungkung, Wayan Baru dan sejumlah pejabat lainnya di Klungkung.

upacara tawur kesanga 10

Prosesi upacara tawur kesanga dimulai sekitar pukul 10.00 wita. Setelah prosesi nyarub caru, warga berebut nunas tirta (air suci) dan ajengan tawur. Tirta dan ajengan tawur ini selanjutnya digunakan sebagai pelengkap upacara dimasing-masing pekarangan (rumah tangga). Prosesi upacara tawur kesanga dipuput Ida Pedanda Gede Putra tembau dari geriya Aan, Banjarangkan dan Ida Pedanda Gede Jelantik Karang dari geriya Karang, Budakeling. Sebagai pelengkap upacara, juga dipentaskan tari rejang dewa, topeng sida karya, baris gede dan wayang gedog.

Salah seorang panitia upacara tawur kesanga, Dewa Ketut Soma mengatakan, selain dipusatkan di catus pata Klungkung, upacara tawur juga dilaksanakan diempat penjuru mata angin dari catus pata. Diantaranya perempatan Galiran sebagai lawa kelod (bagian selatan), perempatan Banjar Bendul sebagai lawa kaja (bagian utara), perempatan Banjar Pande Kota sebagai lawa kangin (bagian timur) dan simpang lima sebagai lawa kauh (bagian barat). “Sebagai konsep dari tawur kesanga adalah Padma Kuncup Padma Mekar,”ujarnya.

upacara tawur kesanga 2

Sementara itu Bupati Klungkung, Nyoman Suwirta didampingi Wakil Bupati Made Kasta mengajak umat sedharma untuk dapat melaksanakan catur brata penyepian dengan hikmad. Catur brata penyepian dimaksud meliputi Amati Gni (tidak menyalakan api serta tidak mengobarkan hawa nafsu), Amati Karya (tidak melakukan aktifitas kerja), Amati Lelungan (tidak melakukan aktifitas bepergian) dan Amati Lelanguan (tidak mengobarkan kesenangan, melainkan memusatkan pikiran terhadap Ida sang Hyang Widhi Wasa). Selain itu, kepada masyarakat Klungkung khususnya, diharapkan dapat menjaga toleransi dengan baik dan menjaga Klungkung agar tetap kondusif. “Semoga melalui catur brata penyepian senantiasa diberikan tuntunan, kedamaian dan kesucian buana alit dan buana agung menuju Klungkung yang unggul dan sejahtera”,harapnya. SUS-MB