Wakil Ketua DPRD Badung Wayan Suyasa, S.H. (di tengah), ikut ngayah mementaskan Tari Baris Gede di Pura Desa dan Puseh Desa Adat Penarungan, Minggu (18/8) kemarin.
Mangupura (Metrobali.com)-
Wakil Ketua DPRD Badung Wayan Suyasa, S.H., ikut ngayah mementaskan Tari Baris Gede di Pura Desa dan Puseh Desa Adat Penarungan, Minggu (18/8) kemarin. Kegiatan ngayah ini dilakukan serangkaian Upacara Pioadalan, Ngenteg Linggih, Mepedudusan Agung, Mepeselang, Mepedanan Medasar Tawur Balik Sumpah Utama, Ngusabha Desa lan Ngusabha Nini yang puncaknya digelar pada 20 Agustus mendatang.
Ngayah mementaskan Tari Baris Gede ini dilaksanakan di jaba sisi Pura Desa disaksikan krama desa adat lanang istri dan sejumlah pejabat seperti Wagub Bali Cok. Ace, Wakil Bupati Badung Ketut Suiasa, Ketua DPRD Badung Putu Parwata, Camat Mengwi dan sejumlah pejabat lainnya.
Begitu ditarikan, unsur kesakralan tari ini pun sangat terasa. Para penari dengan kostum poleng bersenjatakan tombak ini benar-benar memberikan aura magis dan kesucian tari pun terpancar.
Seusai mementaskan Tari Baris Gede, politisi Partai Golkar tersebut menyatakan rasa terima kasihnya diberi kesempatan untuk ikut ngayah pada upacara yang digelar setiap 40 tahun sekali tersebut. “Kami sangat berterima kasih memiliki kesempatan untuk ngayah pada upacara besar yang digelar setiap 40 tahun sekali tersebut,” ujar Plt. Ketua DPD Partai Golkar Badung tersebut.
Hal ini dilakukannya untuk ikut menyukseskan upacara. Selain itu, tegasnya, ini sebagai kesempatan mengabdi atau rasa bakti kepada Ida Batara/Batari pada upacara ini.
Upacara ini, tegasnya, untuk memohon kesejahteraan dan keselamatan untuk warga Penarungan dan warga Badung secara umum.
Menurut Suyasa, Tari Baris Gede  merupakan pendukung upacara setara dengan Tari Rejang Dewa dan sebagainya. Tari ini, katanya, dipastikan hanya ditarikan pada saat terselenggaranya upacara-upacara besar seperti saat ini. “Tari ini hanya ditarikan pada saat upacara besar,” tegasnya.
Ditanya persiapan untuk bisa ngayah menarikan Tari Baris Gede ini, Ketua Federasi Serikat Pekerja (FSP) Bali Kabupaten Badung tersebut menyatakan, Desa Penarungan memiliki banyak seniman. Dengan bimbingan seniman yang ada, Suyasa mengaku berusaha belajar untuk bisa menarikan Tari Baris Gede. Walaupun belum sempurna betul, Suyasa pun tetap belajar karena dilandasi rasa bakti untuk bisa ngayah pada upacara ini. “Dengan semangat ngayah inilah, kami berusaha belajar dan mampu untuk mementaskan tari sakral ini,” katanya.
Pada kesempatan itu, Suyasa berharap kepada masyarakat Bali khususnya di Badung untuk bisa melestarikan adat dan budaya. Cikal bakal pendapatan asli daerah (PAD) Badung berasal dari alam dan budaya termasuk adat-istiadat. “Karena itu tak ada alasan bagi kita untuk tidak melestarikan alam, budaya termasuk adat-istiadat Bali,” katanya. SUT/ADV)