Keterangan foto: Tari Tenun yang dibawakan dua ribu penari dari 50 banjar di Desa Adat Kerobokan saat penutupan Petitenget Festival,  Minggu sore (16/9/2018) di Pantai Petitenget, Kerobokan Badung, mampu meriah rekor dunia MURI.

Badung (Metrobali.com)-

Penampilan Tari Tenun yang dibawakan dua ribu penari dari 50 banjar di Desa Adat Kerobokan saat penutupan Petitenget Festival,  Minggu sore (16/9/2018) di Pantai Petitenget, Kerobokan Badung, mampu meriah rekor dunia MURI (Museum Rekor Dunia Indonesia). Penghargaan ini diberikan kepada Petitenget Festival atas rekor pagelaran Tari Tenun oleh penari terbanyak.

Penghargaan rekor dunia diserahkan Manajer MURI Andre Purwandono kepada Bendesa Adat Kerobokan AA Putu Sutarja didampingi Ketua Panitia Petitenget Festival AA Bayu Joni Saputra. Disaksikan pula Wakil Bupati Badung I Ketut Suiasa.

“Tari Tenun dengan dua ribu penari ini tercatat dalam rekor dunia MURI. Sebab belum pernah ditarikan dibmanapun di Indonesia dan dunia dengan jumlah sebanyak itu,” terang Manajer MURI Andre Purwandono.

Pihaknya pun berharap Tari Tenun yang lahir di Desa Adat Kerobokan dan menjadi tari khas daerah ini dapat terus dilestarikan. Pihaknya pun mengapresiasi kekompakan dan antusiasme tinggi para penari dan juga panitia penyelenggara Petitenget Festival serta pihak Desa Adat Kerobokan.

“Ini kebanggaan dan kehormatan kami dapat memberikan rekor dunia MURI kepada Desa Adat Kerobokan,” pungkas Andre.

Sementara itu Bendesa Adat Kerobokan AA Putu Sutarja mengaku sangat bangga dan terharu dengan kerja keras dan kekompakan ribuan penari ini. Pencapaian rekor dunia MURI pun menjadi torehan sejarah yang akan menjadikan Desa Adat Kerobokan untuk terus melestarikan Tari Tenun ini.

“Rekor MURI ini jadi motivasi tersendiri dan kenangan sejarah karena pertama kali dapat MURI. Kami juga harapkan kegiatan Petitenget Festival dan pelestarian Tari Tenun ini bisa berkelanjutan,” tandasnya.

Hal senada disampaikan Ketua Panitia Petitenget Festival AA Bayu Joni Saputra. Torehan rekor MURI ini menjadi langkah monumental untuk mempromosikan pariwisata di Petitenget, Kerobokan khususnya juga semakin meningkat kualitas pelaksanaan Petitenget Festival di tahun berikutnya.

“Festival pertama ini cukup sukses. Pengunjung hampir 40 ribu orang. Tentu ke depan kualitasnya akan terus kami tingkatkan,” tanda pria yang akrab disapa Gus Joni itu.

Sementara itu Tari Tenun dari dua ribu penari ini sungguh menjadi pemandangan yang indah dan menawan. Sebab ditarikan di sore hari ditemani sunset dan deburan ombak pantai serta hamparan pantai berpasir putih.

Istimewanya juga penari pertama Tari Tenun ini yakni Jero Ketut juga tampak dan ikut bernostalgia menari di tengah-tengah ribuan penari ini. Tidak hanya itu, sejumlah penari asal Jepang juga ikut menarikan Tari Tenun ini. Tentu ini suatu kebanggaan tersendiri bagi warga Kerobokan dan Petitenget Festival ini.

Dua ribu penari ini tampil rapi, kompak dan cantik. Mengenakan kebaya warna putih dan kamben songket merah para penari tampak menawan  ditambah dengan lelunakan berwarna kuning yang menghiasi kepala penari semakin memperindah gerak tarik para penari ini.

Pewarta: Widana Daud

Editor      : Whraspati Radha