Diingatkan, Kandidat Jangan Jadi “Dalang” Kekerasan

Denpasar (Metrobali.com)-

                Gerak cepat Polres Karangasem menangkap dan menahan tersangka penyerangan relawan bakal calon bupati Karangasem, I Wayan Sudirta, banyak mendapat pujian. Kekerasan harus dibabat habis, agar tidak berkembang biak ke daerah lain, yang tahun ini ada 5 pilkada di kabupaten/kota se-Bali. Di pihak lain, para kandidat bupati Karangasem dan daerah lainnya, diingatkan jangan sampai menjadi dalang dan aktor dalam aksi-aksi kekerasan, karena persaingan harus dilakukan secara sehat dan bermartabat.

       sudianalagi

Prof. Dr. IGN Sudiana, M.Si

         Demikian penegasan  Prof. Dr. IGN Sudiana, M.Si, tokoh Karangasem yang juga Ketua PHDI Provinsi Bali dan Wayan Pasek Sukayasa, ST, Wakil Sekretaris Maha Gotra Pasek Sanak Sapta Rsi Provinsi Bali. Mereka menanggapi kekerasan pilkada di Karangasem, dimana Agus Adi Putra, warga Tiingtali, menyerang 3 relawan Wayan Sudirta, saat memasang baliho di areal tanah negara Desa Tiingtali.

Sukayasa (2)

Wayan Pasek Sukayasa, ST

                 Polres Karangasem menangkap dan menahan pelaku, Agus Adi Putra, warga Desa Tiingtali Kecamatan Abang yang menyerang 3 relawan Wayan Sudirta, 3 Juni 2015, saat memasang baliho di area tanah negara. Korban adalah Nyoman Panca, yang kepalanya ditebas dengan bilah bambu dan mendapat 8 jahitan, Made Kutang dipukul di kiri kepalanya, sementara Nyoman Kaning diamuk ketika berusaha melerai. Tersangka Agus diketahui pernah menjadi Caleg DPRD Karangasem Partai Nasdem tapi gagal. Dan Nasdem adalah salah satu partai dalam KKH (Koalisi Karangasem Hebat) yang mendukung paket Mas Sumatri-Arta Dipa.

                ”Terlepas siapa yang terkait dengan pelaku, tindak kekerasan pilkada bisa mencerminkan ada kandidat yang kurang percaya diri, lalu menggunakan kekerasan dan teror. Survei-survei menunjukkan, orang bisa membayar tukang pukul, menggunakan kekuasaan, menggunakan uang untuk mengatur tokoh dan oknum aparat. Namun, tindakan cepat Polres Karangasem menangkap dan menahan pelaku, menunjukan bahwa pelaku tidak kebal hukum. Juga peringatan bagi dalangnya, bahwa ia tidak bisa mengatur polisi semau dia, karena Kepolisian berkewajiban menindak setiap pelanggar hukum, termasuk pelaku kekerasan dan dalang-dalangnya, ”imbuh Sudiana

                Sudiana yang juga Ketua PHDI Provinsi Bali ini menegaskan, Polda Bali pasti sudah mengantisipasi dengan sanksi hukum yang tegas ini, agar kekerasan tidak berulang di Karangasem, dan tidak sampai melebar di kabupaten/kota lain yang juga menggelar pilkada pada 2015 ini. ”Polda dan jajarannya pasti tidak mau mempertaruhkan jabatan dan tanggung jawabnya, tidak mau  membiarkan Bali yang merupakan etalase nasional ini tercemar oleh konflik,” sambungnya.

                Wayan Pasek Sukayasa mendukung langkah polisi menangkap pelaku kekerasan di Karangasem. Namun, ia mengingatkan pelaku saja terlalu kecil, kalau tidak ada backing  yang jadi aktor intelektual dari tindakannya.

                Kata Sukayasa, ”Seluruh pelaku kekerasan di Bali harus dibabat habis sampai akar dan aktor-aktor intelektualnya. Bali terlalu mahal untuk dipertaruhkan dengan oknum yang bermain dengan kekerasan untuk mencapai tujuan. Polisi harus sekeras-kerasnya terhadap pelaku kekerasan, karena Bali ini etalase nasional di mata dunia. Selama ini, masyarakat bersama aparat Kepolisian sudah cukup berhasil menjaga suasana kondusif, di tengah persaingan yang kadang-kadang bisa panas. Tetapi, sepanas apapun, asalkan pelaku dan dalangnya ditangkap serta diproses, pelaku dan dalang lain pasti berpikir seribu kali untuk berbuat,” katanya. RED-MB