Pemilihan Jenis Tanaman Hidroponik

Denpasar (Metrobali.com)-

Subsektor tanaman pangan yang meliputi padi dan palawija (NTP-P) dalam pembentukan nilai tukar petani (NTP) Bali perannya sebesar 93,21 persen pada bulan Mei 2015, menurun 1,12 persen dibanding bulan sebelumnya tercatat 94,27 persen.

“NTP-P itu masih berada di bawah angka 100 itu menunjukkan bahwa sektor pertanian tanaman pangan masih lebih besar pasak daripada tiang, yakni pengeluaran untuk konsumsi dan usaha produksi pertanian lebih besar dibandingkan hasil yang diterima,” kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali Panusunan Siregar di Denpasar, Sabtu (6/6).

Ia mengatakan, indeks harga yang diterima petani (lt) pada subsektor tanaman pangan turun sebesar 1,24 persen. Penurunan tersebut terjadi pada kelompok padi sebesar 1,65 persen.

Selain itu turunnya indeks harga yang diterima petani juga ditekan oleh harga pada kelompok palawija yang menurun sebesar 0,16 persen yakni komoditas kacang tanah, ubi kayu dan jagung.

Panasunan Siregar menambahkan, pada sisi lain indeks harga yang dibayar petani (lb) juga mengalami penurunan sebesar 0,13 persen. Penurunan tersebut murni pengaruh turunnya indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,16 persen, akibat indeks biaya produksi dan penambahan barang modal tercatat tidak mengalami perubahan.

Subsektor tanaman pangan merupakan salah satu dari lima komponen pembentukan NTP Bali. Dari lima subsektor tersebut terdiri atas empat subsektor mengalami penurunan dan satu subsektor mengalami kenaikan.

Empat subsektor yang mengalami penurunan NTP tanaman pangan juga subsektor hortikultura 1,46 persen, peternakan 0,27 persen dan perikanan 0,36 persen.

Hanya subsektor perkebunan rakyat satu-satunya mengalami kenaikan sebesar 3,19 persen, ujar Panasunan Siregar. AN-MB