Jembrana (Metrobali.com)-
Sempat menghilang selama dua hari, akhirnya anak dari pasangan Gede Ketut Sunarta ( 43)dengan Ni Ketut Sariani (39) asal Lingkungan LC, Kelurahan Dauhwaru, Kecamatan Jembrana,  Made Dwi Mertha Adnyana, (14) akhirnya bisa ditemukan dan kembali berkumpul dengan kedua orang tuanya  Selasa (9/10) sore.
Sebelumnya siswa kelas IX SMPN Nasional Negara ini  pada Minggu pagi  berpamitan untuk berangkat mengikuti olahraga ke Stadion Pecangakan lengkap dengan seragam olahraga. “Sebelumnya tidak ada tanda-tanda kalau dia ada masalah atau mau kabur dari rumah, bahkan dia sempat pamit dengan ayahnya” ungkap  Sariani.
Namun kecurigaan orangtuanya pun muncul,  ketika anaknya tidak kunjung pulang hingga pukul 10.00 Wita, ayahnya yang mencoba menghubungi ternyata HPnya tidak aktif. Lantaran panik kedua orangtuanya pun mencari anaknya ke Stadion Pecangakan, namun tidak ditemukan.
Orang tua mana yang tidak panik, kalau anaknya hilang. Akhirnya pasangan pasutri ini akhirnya melakukan pencarian lewat orang pintar (Balian) namun hingga empat paranormal dan petunjuk yang berbeda-beda sudah dilakukan namun tidak berhasil dan tidak ada tanda-tanda kalau anaknya akan ditemukan, bahkan orang tuanya sempat bertanya kepada teman dekatnya, namun tidak ada yang tahu juga. Karena sudah lewat dari 24 Jam, kedua orang tuangnya akhirnya melapor ke Polres Jembrana Senin (8/10) pagi.
Namun ketika kedua orangtuanya sedang melakukan pencarian, datang kabar dari teman ayahnya, bahwa ciri-ciri anak yang menghilang masih menggunakan seragam oalahraga sekolah dilihat di kawasan Banjar Munduk Kemoning, Desa Dangin Tukadaya, Kecamatan Jembrana, dengan cepat ayahnya langsung menuju alamat yang dimaksud.
Adnyana yang masih menggunakan seragampun langsung diajak pulang untuk dilukat dan istirahat. “Saya ketemu di jalan. Ketika saya tanya dia bilang menginap  di rumah teman” jelas Sunarta.
Situasi yang sudah tenang, akhirnya kedua orang tuanya pun bertanya terkait kabur anaknya dari rumah karena hutang dengan teman sekolahnya Rp 10.000 dan dikantin sekolah Rp 3.500 itu dibenarkan Adnyana. Anak yang tidak mau terbuka jika ada masalah membuat hal sekecil itu tidak diketahui orangtuanya “Karena hutang anak saya bisa seperti ini, dan saya juga bisa tidak tahu anak saya ada masalah seperti ini. Saya akan laporkan ke polisi kalau anak saya sudah ketemu,” jelasnya. DEW-MB