Kuta-20151224-03426
Kepala Lapas Kerobokan, Kusbiyantoro/MB

Denpasar, (Metrobali.com) –

Lapas Kelas IIA Kerobokan Denpasar terus berbenah diri pasca-kerusuhan imbas dari bentrok dua ormas besar yang menelan korban jiwa. Kepala Lapas Kerobokan, Kusbiyantoro mengaku masih terus mengintensifkan sweeping di blok-blok lapas terbesar di Bali itu.

Dalam sweeping itu, Kusbiyantoro yang baru beberapa hari menjabat mengakui masih menemukan benda terlarang seperti senjata tajam dan barang terlarang lainnya.

“Tiga hari ini saya juga masih sweeping. Masih dapat satu dua masih dapat,” kata Kusbiyantoro usai mendampingi anggota DPD RI, Gede Pasek Suardika di Lapas Kerobokan, Kamis 24 Desember 2015.

Ia tak menampik jika dalam sweeping yang dilakukannya masih menemukan senjata tajam. Sayang, untuk narkotika ia tak mau berterus terang mengakuinya, apakah menemukannya dalam sweeping tersebut atau tidak.

“Senjata tajam masih ada. Narkoba, itu tidak perlu saya ekspose. Pokoknya dapat barang terlarang, gitu aja.  Saya mau kerja dulu, bukan ekspose-nya,” kelitnya.

Kusbiyantoro mengaku akan memperketat barang masuk ke dalam lapas kerobokan.  “Di sini ada 991 napi, 62 napi di antaranya napi asing dari 22 negara. Kita akan kembalikan ke SOP. Kalau sampai barang-barang itu masuk mungkin penggeledahannya tidak teliti,” katanya.

Ia mengaku akan memfokuskan pada penjagaan di pintu kedua. Sebab di pintu utama penjagaan sudah sangat ketat. Ia percaya benda terlarang tak mungkin masuk melalui pintu utama. Sebaliknya, di pintu kedua segala keperluan di dalam lapas masuk melalui pintu besar tersebut.

“Untuk pintu masuk kedua kita akan tertibkan. Kadang barang koperasi, bahan makanan masuk, barangkali diselipi pedang, golok. Nah, kita kan tidak tahu. Kita harus lebih teliti. Pintu utama tidak mungkin dilewatin golok dan parang,” ucapnya.

Saat ini, Kusbiyantoro melanjutkan, pihaknya tengah melakukan pemulihan pasca-bentrok beberapa waktu lalu. “Saya minta waktu pemulihan pasca-kerusuhan, sambil pelan-pelan kita tata. Prinsipnya, kita mau menangkap ikan, airnya jangan keruh,” papar dia.

“Pelan-pelan ke dalam saya juga konsolidasi ke pegawai, warga binaan dan semuanya. Saya bilang di dalam tidak ada laskar-laskar lagi. Kita semua orang Indonesia. Mari kita jaga Bali. Ini kan lapas internasional. Di dalam ada warga negara asing. Apa yang terjadi di sini impact-nya ke seluruh dunia,” tutup dia. JAK-MB