Jakarta (Metrobali.com)-

Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Komjen Pol Sutarman mengaku telah menyiapkan strategi baru untuk menangkap teroris.

“Dulu strategi kita menangkap (teroris) setelah menyerang. Strategi kita sekarang menangkap sebelum menyerang,” kata Sutarman usai serah terima jabaran Kapolri di Markas Korps Brimob, Depok, Jawa Barat, Selasa (29/10).

Menurut jenderal bintang tiga itu, dengan menangkap pelaku aksi teror sebelum mereka menyerang, maka pihaknya bisa meminimalisir dampak ekonomi dan sosial dari kejadian tersebut.

“Strategi kita sekarang menangkap sebelum menyerang sehingga dampak ekonomi dan dampak sosial tidak ada,” katanya.

Upaya pemberantasan terorisme merupakan salah satu program prioritas Sutarman yang disampaikan dalam paparan visi misi saat ia diuji oleh Komisi III DPR RI sebagai calon Kapolri.

Pemberantasan terorisme, selain korupsi, narkoba, dan tindak pidana lainnya, merupakan program yang harus dilanjutkan dari kepemimpinan Jenderal Pol Timur Pradopo.

Semasa kepemimpinan Timur, kepolisian mengaku telah menangkap pelaku terorisme termasuk penggalangan dana dan para calon pengebom.

“Polri berhasil mengungkap sejumlah kelompok teror, pendanaan aksi teror dan pencegahan bom,” ujar Timur saat upacara serah terima jabatan.

Selain itu, pencapaian lain yang ia catat adalah penegakan hukum dalam perkara narkoba, tindak pidana korupsi hingga perkara gangguan keamanan seperti premanisme.

Dari penyelesaian kasus narkoba, kepolisian telah menangkap sejumlah jaringan pengedar internasional.

“Penyelesaian kasus korupsi juga terus melebihi target, yakni 109 persen pada 2012, dan mencapai 60 persen hingga Oktober 2013 dari target yang ditentukan. Ada pun uang negara yang berhasil diselamatkan mencapai Rp1,4 triliun selama tiga tahun terakhir,” katanya. AN-MB