Jakarta (Metrobali.com)-

Survei Lembaga Penelitian Alvara menyatakan Ketua Umum DPP Partai Golkar Aburizal Bakrie menempati posisi tertinggi sebagai calon Presiden terpopuler, namun hal tersebut tidak mampu menaikkan tingkat elektabilitasnya.

Elektabilitas Aburizal Bakrie masih di bawah Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo dan politisi Gerindra Prabowo Subianto.

“Dari banyak iklan yang digerakkan Aburizal, tampak dari survei kami, iklan itu belum mampu menggerakkan pemilih untuk memilih Aburizal,” kata Direktur Eksekutif Alvara, Hasanuddin Ali pada pemaparan “Survei partai dan Calon Presiden 2014” di Jakarta, Senin (28/10).

Hasanuddin melakukan penelitian dengan merekam opini 1.533 responden di 10 kota besar yakni Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi), Medan, Surabaya, Makassar, Bandung, Semarang, Palembang, Balikpapan, Denpasar, dan Manado.

Survei tersebut dilakukan dengan metode wawancara langsung, dengan “margin of error” kurang lebih 2,5 persen.

Menurut survei Alvara, figur bakal calon Presiden yang paling populer adalah Aburizal Bakrie, akrab disapa Ical, dengan persentase pemilih 78,4 persen, yang ditempel dekat oleh kader PDI Perjuangan Joko Widodo (76,0 persen), dan Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto (66,3 persen).

Namun, ketika ditanyakan mengenai elektabilitas atau dengan pertanyaan “Responden Akan Memilih Siapa”, Hasanuddin mengatakan sebanyak 25,9 persen responden memilih Jokowi, kemudian Prabowo Subianto (9,2 persen), dan Aburizal Bakrie (7,6 persen).

Di kategori Partai, survei Alvara menyatakan Partai Golkar menjadi yang terpopuler dengan persentase pemilih sebanyak 89,1 persen, diikuti PDI-P 89,0 persen dan Partai Demokrat 80 persen.

Masih di kategori partai, namun untuk elektabilitas, PDI-P menempati posisi teratas dengan persentase pemilih 17,9 persen, diikuti Golkar 10 persen, Gerindra (6,5 persen) dan Demokrat (5,7 persen).

Namun, lanjut Hasanuddin, dari survei tersebut dinyatakan sebanyak 45,7 persen responden belum menentukan pilihannya. Mayoritas pemilih yang belum menentukan pilihannya adalah kaum muda.

Survei Alvara juga menyatakan bahwa PDI-P menjadi partai yang namanya paling melekat dengan seluruh responden dengan persentase 40,8 persen, kemudian diikuti Golkar (19,9 persen) dan Partai Demokrat (11,7 persen).

“Responden paling banyak memiliki ‘top of mind’ PDI-P, baru diikuti partai besar lainnya seperti Golkar dan Demokrat,” papar dia.

Dari pemetaan persepsi masyarakat terhadap partai, semua partai politik masih diidentikan oleh responden dengan kasus-kasus tindak pidana korupsi.

Dari pemaparan hasil survei Alvara, responden mencitrakan Partai Demokrat dan Golkar sebagai partai dengan figur yang terkenal dan beraliran nasionalis, tutur Hasanuddin.

Kemudian PDI-P, dipersepsikan responden memiliki kedekatan dengan rakyat dan mampu melakukan perubahan, sementara Partai Gerinda dan Hanura memiliki citra partai yang konsisten menjaga keragaman Indonesia dan memiliki visi yang bagus.

Hasanuddin dalam survei ini menggunakan metode pengambilan responden dengan “Multi-stage Random Sampling” dengan usia responden di kisaran 20-54 tahun. AN-MB