sid

Denpasar (Metrobali.com)-

Band punk rock asal Bali, Superman Is Dead bereaksi atas rencana boikot warga Australia terhadap Bali menyusul rencana eksekusi mati dua warga negaranya, Myuran Sukumaran dan Andrew Chan. Melalui Fanpage Facebook miliknya, band pemilik singel “sunset di tanah anarki” menganggap rencana boikot warga Aussie terhadap Bali terlalu berlebihan. “Kami tidak rasis terhadap apapun. Sama sekali tidak. Tapi keinginan warga Australia memboikot terkait hukuman mati yang diberikan Indonesia terhadap WN Australia (yang tertangkap menyelundupkan narkotika), kami rasa berlebihan,” tulis SID di akun Facebooknya. Dengan nada sedikit keras, band dengan fans fanatik outsider dan lady rose ini sesumbar jika tanpa Australia, pariwisata Bali tetap bergeliat. “Mereka tidak sadar Bali mulai muak dengan kelakuan sebagian turis Aussie yang sering seenaknya memperlakukan warga/budaya lokal. Mereka fikir dirinya raja dan semua bisa dibeli dengan dollar. Dan, Bali tidak perlu turia-turis sampah seperti itu!,” kecam SID. Sampai pagi ini, kiriman yang diposting pada Senin 16 Februari 2015 pukul 13.43 WITA kemarin itu sudah mendapat komentar 1.991 dan disukai (like) 38.636 pengguna akun Facebook. Menurut SID, selain orang Aussie Bali banyak dikunjungi turis dari, Jepang, China, Rusia, Amerika Serikat, Inggris, Kanada, Selandia Baru dan berbagai negara Asia tetangga kita. “Bali has very high numbers of tourist from countries other than Australia, including Japan, China, Rusia, USA, UK, Canada, New Zealand and all our Asian neighbours and can infact survive without Australian tourism,” tulis SID di postingannya dalam bahasa Inggris. SID mengimbau agar Australia mematuhi dan menghargai negara lain. Sama halnya ketika warga Indonesia bertamu ke Australia, warga Indonesia mematuhi hukum yang berlaku di Australia. “Dan, kalian seharusnya melakukan hal yang sama ketika bertamu ke Bali. Bali tidak butuh sampah! Tidak ada negara yang butuh sampah. RESPECT! THAT’S WHAT WE ALL NEED!~SID,” tutup SID dalam postingannya. JAK-MB