Jembrana (Metrobali.com)

 

Air bercampur lumpur menggenangi belasan rumah warga di Desa Pekutatan, Kecamatan Pekutatan, Sabtu (16/1) dini hari. Kejadian ini dipicu air sungai Pulukan meluap yang diakibatkan curah hujan tinggi di kawasan pegunungan.

Sedikitnya ada 15 KK yang rumahnya terendam air setinggi 150 centimeter. Akibat banjir sejumlah perabotan rumah tangga juga hanyut.

Air bercampur lumpur menggenangi rumah warga yang yang berada dipinggiran sungai seputaran komplek pemukiman warga di Lapangan Satria Mandala Banjar Pasar Desa Pekutatan.

Salah seorang warga yang rumahnya terendam air, Wayan Somawiasa (73) mengatakan air sungai mulai meluap sekitar pukul 22.00 Wita. Ia mengaku mendengar suara bergemuruh dari belakang rumahnya.

“Sewaktu saya keluar air sudah di pekarangan. Saya bersama tetangga sebelah langsung mencari tempat yang lebih tinggi” ujarnya.

Jarak rumahnya dari pinggir sungai sekitar 10 meter. Selain rumahnya, sekitar 10 rumah disebelah selatan rumahnya juga terendam air.

Kadek Kartika (30) warga lainnya juga mengatakan hal sama. Ia sempat menyelamatkan kakeknya Nengah Sukri (75) yang lumpuh lantaran air sudah masuk ke dalam rumah.

Tidak ada korban jiwa dalam musibah ini. Pasalmya warga sudah mengungsi ke tempat yang lebih tinggi. Sementara kerugian material dampak dari banjir ini belum bisa dipastikan.

Plt Kepala Pelaksana BPBD Jembrana Gusti Ngurah Darma Putra mengatakan pihaknya masih melakukan pendataan, termasuk kerugian material yang dialami warga mengingat kejadiannya terjadi pada malam hari.

“Begitu ada laporan anggota langsung menuju lokasi. Sekarang kami masih di lokasi” ujar Darma Putra, Sabtu (16/1).

Sebelumnya, Jumat (15/1) kemarin banjir bandang menerjang Desa Medewi, Kecamatan Pekutatan. Akibatnya 12 rumah warga di Banjar Loloan desa setempat rusak. Banjir bandang yang membuat air sungai Yeh Satang meluap juga merusak bahkan jalan hotmix penghubung antar banjar menjadi putus. Sedangkan di Pulukan akibat banjir 7 rumah warga rusak. (Komang Tole)