Jembrana (Metrobali.com)-

Musim kemarau panjang tahun ini membuat petani kualahan untuk mendapatkan air untuk pengairan. Bukan hanya untuk pengairan bahkan untuk mendapatkan air bersih sangat sulit sekali. Kelangkaan air ini berimbas pula kepada PDAM Tirta Amertha Jati-Jembrana. Pihak PDAM mengaku sangat kesulitan untuk mendistribusikan air kepada pelanggan dikarenakan sumber air milik PDAM hampir mongering. Pihaknya mengatakan sumber air dari sungai mengecil dan bahkan air di sungai-sungai hampir kering. Karena banyak mata air di pegunungan yang di alirkan untuk masyarakat di pedesaan. Dampak yang sangat besar dirasakan warga pelanggan air PDAM dimana mereka harus  bergantian mendapatkan air dan tentu hal ini dikelukan warga pelanggan. Sumber air yang mulai menipis  ada di wilayah Mendoyo dan Yeh Embang.
Menurut Direktur PDAM, Nengah Sugianta ketika dikonfirmasi Selasa (11/9) yang kebetulan saat itu pula  didampingi oleh staf teknisnya bahwasannya memang benar debit air di beberapa titik di sungai-sungai yang menjadi sumber air PDAM mengecil bahkan mulai habis.
Ditambahkan Sugianta kalau PDAM sudah berusaha membuatkan bendungan air guna mengantisipasi kekeringan, namun semua sia-sia saja dan tidak membuahkan hasil,karena sumber air yang menipis. Hingga kini pasokan air hanya ada enam liter, dan jika dalam sebulan tidak turun hujan, pasokan air bisa mencapai satu setengah liter. Solusi untuk mengatasi ini menurut Sugianta, telah dibuatkan bak yang diletakkan di ketinggian guna  menampung air yang akan dialirkan kemasing-masing pelanggan meski harus dengan cara bergilir. Mungkin kelangkaan air ini akan berlangsung terus selama musim kemarau belum berakhir. DEW-MB.