Foto: Konferensi pers terkait acara Suksma Bali Tahun 2019 di Hotel Sovereign Tuban, Kuta, Badung, Jumat (30/8/2019).

Mangupura (Metrobali.com)-

Tahun 2019 ini acara dan program Suksma Bali akan kembali digelar pasca sudah berjalan baik dan sukses untuk pertama kalinya di tahun 2018 lalu. Terlebih dengan adanya dukungan penuh dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali dan Pemerintah Kabupaten/kota se-Bali.

Demikian terungkap  dalam konferensi pers terkait acara Suksma Bali Tahun 2019 di Hotel Sovereign Tuban, Kuta, Badung, Jumat (30/8/2019).

Konferensi pers dihadiri Ketua Suksma Bali Tahun 2019 I Gusti Agung Ngurah Darma Suyasa,Plt Kepala Dinas Pariwisata Bali I Putu Astawa, Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Badung I Made Badra, Kepala Dinas Pariwisata Kota  Denpasar Dezire Mulyani.

Hadir pula Ketua PHRI Kabupaten Badung I Gusti Agung Ngurah Rai Suryawijaya, Wakil Ketua DPD IHGMA Bali yang juga Wakil Ketua Umum 1 DPP IHGMA  I Made Ramia Adnyana, Ketua Suksma Bali 2018 I Made Yoga Iswara,  Ketua Umum Paiketan Krama Bali Anak Agung Suryawan Wiranatha dan tokoh lainnya.

Ketua Suksma Bali Tahun 2019 I Gusti Agung Ngurah Darma Suyasa menjelaskan Suksma Bali adalah refleksi kejiwaan untuk berterima kasih kepada Bali yang telah memberikan kita kehidupan dan penghidupan.

Acara yang diinisiasi Paiketan Krama Bali ini didukung oleh semua stakeholder pariwisata non pariwisata, institusi pendidikan, pemerintah serta LSM.

Indonesian Hotel General Manager Association Chapter Bali tahun ini kembali mendapatkan kepercayaan untuk mengemban tugas ini tentunya juga atas dukungan semua stakeholder.

“Suksma Bali tahun 2019 ini akan mengkolaborasikan dengan program-program Pemprov Bali untuk bersama sama berterima kasih kepada Bali dalam bentuk Suksma Parahyangan, Sukma Pawongan dan Suksma Palemahan,” terang Suyasa.

Ada tiga kegiatan utama tahun ini dalam acara Suksma Bali tahun 2019 ini. Yang pertama adalah berpartisipasi dalam kegiatan World Cleanup Day tanggal 21 September  2019. Acara ini sebagai wujud berterima kasih kepada alam atau Suksma Palemahan.

“Bekerjasama dengan seluruh industri pariwisata, baik yang terkait langsung maupun tidak, dunia pendidikan, LSM, masyarakat lokal kita akan bersama sama melakukan upaya bersih-bersih di 9 kabupaten/kota se-Bali,” ujar Suyasa

Kedua akan diadakan simposium yang mengambil tema “Menjaga dan Menyelamatkan Keberlangsungan Air Bali” yang menjadi perhatian dan concern bersama ke depan.

Ketiga di penghujung tahun akan diadakan social dan charity dinner di mana saat itu akan ada penganugrahan award kepada tokoh tokoh yang memberikan kontribusi besar kepada Pulau Bali.

Mengapa Suksma Bali?

Melalui Suksma Bali, pelaku industri pariwisata dan non pariwisata Bali diharapkan menjadi lebih solid dan dekat dengan masyarakat.
Dengan Suksma Bali, industri pariwisata dan non pariwisata Bali diharapkan selalu sadar akan fungsi strategis dan peran budaya Bali.

Suksma Bali diharapkan dapat menciptakan kebersamaan yang lebih kuat sesama warga Bali dan masyarakat yang berdomisili di Bali dari berbagai elemen.

Suksma Bali adalah manifestasi refleksi dukungan kepada budaya, lingkungan dan seluruh masyarakat Bali. Dengan gerakan Suksma Bali yang berkesinambungan diharapkan tercipta destinasi Bali yang semakin berkualitas dan berkelanjutan.

Pemerintah Provinsi Bali dalam hal ini diwakili Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati (Cok Ace) berharap kegiatan Suksma Bali ini menjadi event tahunan Bali untuk menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada pulau Bali tercinta ini.

“Kata Suksma Bali ini memiliki taksu yang amat kuat sehingga patut didukung oleh semua stakeholder Bali,” kata Cok Ace yang juga Ketua PHRI (Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia) Provinsi Bali ini.

Menurut Cok Ace, berterima kasih atau Suksma Parahyangan, Suksma Palemahan dan Suksma Palemahan merupakan bentuk pengimplementasian Nangun Sat Kerthi Loka Bali.

Ini mempunyai arti menjaga kesucian dan keharmonisan alam Bali beserta isinya, untuk mewujudkan kehidupan karma dan gumi Bali yang sejahtera dan bahagia.

“Pemerintah provinsi Bali akan bekerjasama untuk memadukan program program pemerintah untuk tahun 2019 dan tahun 2020 ini melalui acara-acara Suksma Bali,” ujar Cok Ace.

Tentang Suksma Bali

Bali adalah  pulau kecil  namun  tidak bermakna  kecil bagi  masyarakat   Bali dan Indonesia. Eksistensi Bali mampu memberikan kehidupan  kepada masyarakatnya.

Belum lagi berbicara secara hakekat keberadaan Bali secara spiritual di kosmik ini yang dipercaya merupakan tempat kunci bagi bumi pertiwi.

Selain pertanian dan perdagangan umum, pariwisata adalah sumber  penggerak kehidupan masyarakat Bali. Pariwisata Bali eksis karena keunikan budaya masyarakat Bali  dan dirasakan faktanya karena taksu tanah Bali yang sakral.

Industri pariwisata  menjadi hulu bagi bisnis-bisnis lainnya termasuk pula menjadi hulu bagi destinasi pariwisata lainnya di Indonesia.
Keberadaan budaya Bali yang menjadi daya tarik pariwisata Bali adalah kunci strategis yang patut dihargai.

Oleh karena itu  industri pariwisata harus terlibat ikut serta melestarikannya, sehingga tercipta ajeg Bali dan industri pariwisata yang berkelanjutan.

Saat ini sudah cukup banyak refleksi rasa syukur dan terima kasih kepada  Bali dalam berbagai manifestasinya,  namun dirasakan masih  belum cukup  pantas dan selaras dengan apa yang diberikan oleh  Bali kepada kita semua.

Berdasarkan aspirasi itu, Paiketan Krama Bali mengambil inisiatif untuk mewujudkan sebuah karya nyata dengan harapan semua stakeholders dapat mengekspresikan  terima kasihnya  lebih rekat secara kejiwaan dan lebih kongkrit secara kekiniannya.

Gerakan terima kasih kepada Bali ini  dinamakan Suksma Bali yang  dirancang menjadi acara tahunan tetap dan diharapkan ke depan bisa menjadi tradisi tambahan bagi masyarakat khususnya di kalangan industri pariwisata maupun non pariwisata. (dan)