Mangupura (Metrobali.com)-

Kabupaten Badung dengan tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi mencapai 7,15% tahun 2012 memiliki kontribusi besar terhadap geliat ekonomi dan bisnis di Bali. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi tersebut didorong oleh tingginya aktivitas pembangunan infrastruktur berskala besar guna menunjang event-event internasional pada tahun 2013. Demikian dikatakan I Wayan Suambara,SH., MM Kepala Bappeda Litbang Kabupaten Badung pada diskusi Temu Bisnis mewakili Bupati Badung di Kantor Bank Indonesia Denpasar, Senin (20/5).  

 Suambara menambahkan,  laju  pertumbuhan ekonomi yang tinggi ini di satu sisi memberikan peluang besar untuk membangkitkan aktivitas bisnis oleh masyarakat di berbagai sektor. Walau demikian momentum ini tidak akan dapat mendorong geliat bisnis masyarakat bila para pelaku bisnis tidak dapat meningkatkan daya saingnya. Khusus di Kabupaten Badung, sesuai kebijakan Bupati Gde Agung maka momentum pertumbuhan yang tinggi tersebut telah dilakukan untuk meningkatkan SDM pelaku bisnis serta pengembangan potensi bisnis sesuai potensi yang dimiliki Kabupaten Badung, terangnya.

 Pada sektor pariwisata, imbuh Suambara, upaya menggerakkan geliat bisnis yang berbasis masyarakat dilakukan dengan mengembangkan pariwisata perdesaan, sehingga masyarakat setempatlah yang akan menjadi pemilik usaha serta penerima manfaat langsung dari aktivitas pariwisata. Sektor pertanian dan industri kerajinan juga terus digenjot karena merupakan satu mata rantai dengan industri pariwisata. “Pemerintah berupaya agar pertanian dan industri kerajinan juga dapat menjadi sektor unggulan, karena masih banyak potensi yang dapat dikembangkan,” jelasnya. Untuk memberdayakan sektor pertanian telah dilakukan diversifikasi produk unggulan pertanian seperti asparagus dan kopi di Petang. Promosinya difasilitasi melalui Festival Pertanian Badung Utara. Sedangkan untuk membangkitkan industri kerajinan telah dilakukan melalui pembukaan akses pasar industri kerajinan masyarakat Jagapati, Angantaka dan Sedang oleh industri. Kini terdapat Memorandum of Understanding antara dekranasda, pemkab, kelompok perajin dan dunia usaha untuk membeli produk ukiran perajin. Dengan pola sinergi dan konektivitas ini maka diharapkan  momentum pertumbuhan ekonomi yang tinggi dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan geliat aktivitas bisnis yang akan berkontribusi terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat, terang Suambara.

 Sementara pembicara lainnya, Prof. Ramantha mengemukakan bahwa Bali memiliki potensi bisnis yang luar biasa, karena kekhasan seni budaya yang berbasis pada kearifan lokal. Permasalahan yang perlu mendapatkan perhatian khusus antara lain dari aspek ketersediaan bahan baku dan profesionalisme pelayanan. Hal-hal ini perlu diintervensi baik dari aspek regulasi, dunia pendidikan dan perbankan yang semuanya harus berjalan dengan beriringan. Terkait upaya pembangkitan bisnis, pengamat ekonomi Prof. Suparta menilai pentingnya sinergi antar pelaku. Semua punya peran penting baik pemerintah, masyarakat, dunia usaha dan dunia pendidikan. Selain itu geliat bisnis juga dapat dikembangkan melalui pendidikan dan budaya kewirausahaan sejak usia dini. PUT-MB