STT Suka Duka Padangtegal Kelod Ubud Tolak Reklamasi 1

Ubud (Metrobali.com)-

Gerakan penolakan terhadap rencana reklamasi Teluk Benoa semakin meluas, hari minggu (10/9)  giliran Sekaa Truna Truni (STT) Suka Duka Padangtegal Kelod Ubud Gianyar menaikan Baliho berukuran 3x 4 meter yang bertuliskan “Bali Tolak Reklamasi, Batalkan Perpres No. 51 Tahun 2014” serta memasang spanduk yang bertuliskan “Tolak Reklamasi Teluk Benoa Yang Merusak Lingkungan dan Mengancam Pariwisata Bali”. Baliho serta spanduk Penolakan reklamasi Teluk Benoa tersebut dipasang  di pertigaan ujung  desa, tepatnya dipertigaan jalan Hanoman -Monkey Forest Ubud.

Ketua STT Suka Duka, Koming Wira Adhi mengatakan pemasangan Baliho dan Spanduk tersebut merupakan inisiatif dari anggota STT Suka Duka Padangtegal Kelod yang disetujui pas rapat anggota. “pemasangan Baliho ini adalah inisiatif dari Sekaa Truna Truni, sebelumnya kami di STT telah menggelar rapat dan semua anggta sepakat untuk memasasng Baliho Penolakan Reklamasi Teluk Benoa sebagai bentuk solidaritas kami.” Ujar Koming.

Selain itu,  Koming menambahkan “ Reklamasi Teluk Benoa harus ditolak oleh semua elemen masyarakat terutamanya Generasi muda karena akan banyak menimbulkan efek negative bagi Pariwisata Bali kedepannya. Kebijakan reklamasi ini tentu saja akan berdampak pula terhadap kami, terlebih Ubud juga bergantung pada sektor parwisata. Pengembangan kebijakan pembangunan pariwisaa yang tidak memperhatikan lingkungan hidup tidak selaras dengan prinsip pengembangan pariwisata yang berbasis ekologi. Padangtegal sendiri telah sejak lama mengembangkan ecotourism sehingga model-model kebijakan seperti reklamasi wajib dikritisi dan di tolak”.

Menurut Kadek Widiana Putra, salah satu anggota STT Suka Duka Padangtegal Kelod: ”Dampak reklamasi Teluk Benoa tidak akan hanya dirasakan oleh masyarakat sekitar pesisir, tetapi akan dirasakan oleh seluruh masyarakat, karena pulau Bali merupakan satu-kesatuan, yang apabila lingkungan sudah rusak, pariwisata yang menjadi tumpuan masyarakat Bali mungkin nantinya hanya tinggal kenangan.”

Kadek Ana sapaan akrabnya, menambahkan: “Semakin berkembangnya pembangunan berkedok pariwisata di Bali seperti reklamasi Teluk Benoa mendorong kerusakan lingkungan di Bali semakin besar. Kerusakan lingkungan merupakan bom waktu yang setiap saat bisa menghancurkan pariwisata Bali. Apabila seluruh lingkungan di Bali sudah rusak otomatis para wisatawan akan pergi meninggalkan Bali termasuk Ubud.”

Acara pendirian Balih tersebut menyita perhatian masyarakat, pasalnya tidak hanya sekedar memasang Baliho tetapi acara dikemas layaknya sebuah parade demo. Diawali dengan mengarak Baliho dari depan Balai Banjar yang di depannya 2 orang pemuda memegang spanduk bertuliskan “Tolak Reklamasi Teluk Benoa Yang Merusak Lingkungan dan Mengancam Pariwisata Bali” diapit dengan 2 buah bendera STT Suka Duka. Selanjutnya arak-arakan menuju ke pertigaan desa dan selanjutnya dipasang. Acara tersebut berjalan dengan tertib karena elemen Pecalang Adat juga turut membantu mengamankan situasi jalan. Dengan upaya keras, Baliho dan spanduk tersebut berdiri tegak seolah memberi tanda kepada pemerintah agar tidak bua dan tuli terhadap aspirasi masyarakat. AS-MB