img_20161026_135817
Denpasar, (Metrobali.com) –
Sekolah Tinggi Ilmu Komputer (Stikom) Bali menggelar Malam Pelestarian Budaya. Acara yang digelar 28 Oktober depan itu akan melibatkan ratusan seniman di Bali. Ketua Stikom Bali, Dadang Hermawan menuturkan, Stikom berkomitmen mengkolaborasikan teknologi dan kebudayaan Bali. Katanya, secara akademis Stikom Bali merupakan sekolah teknologi pertama yang memberi mata pelajaran tambahan seni dan budaya.
Kita ingin mengolaborasikan antara teknologi dan seni budaya. Tujuannya tentu saja agar mahasiswa di sini (Stikom Bali) tidak ‎tercerabut dari akar budayanya,” kata Dadang saat memberi keterangan resmi di Stikom Bali, Rabu 26 Oktober 2016.
Menurut Dadang, malam pelestarian budaya digagas oleh mahasiswanya yang tergabung dalam Unit Kegiatan Mahasiswa Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma (UKM KMHD) Stikom Bali. Sebagai institusi yang peduli dengan pelestarian seni budaya, Dadang mengaku Stikom Bali mendukung‎ penuh acara tersebut. “Tentu saja kami berkomitmen untuk ikut serta melestarikan seni dan budaya. Untuk itu, kami mendukung sepenuhnya acara malam pelestarian budaya ini,” tegas Dadang.
Sementara itu, Ketua UKM KMHD Stikom Bali, Putu Gede Yudhy Pratama menjelaskan, acara yang digelar di Art Center Denpasar itu sedikitnya akan dihadiri sekitar delapan ribu undangan yang merupakan keluarga besar Stikom Bali. Nantinya, akan ada sejumlah kesenian dan kebudayaan Bali yang akan ditampilkan yang hampir secara keseluruhan diperankan oleh mahasiswa Stikom Bali. “Sekitar 85 persen itu dari mahasiswa Stikom Bali. Selebihnya kami mengundang dari pihak luar. Nantinya akan ada tari-tarian, stan kuliner Bali dan sejumlah hal lainnya yang berkaitan seni budaya Bali,” ucapnya.
Mengenai waktu pelaksanaan, Yudhy mengaku sengaja memilihnya bertepatan dengan Sumpah Pemuda. Harapannya, malam pelestarian budaya dapat dijadikan refleksi oleh anak muda untuk terus melestarikan tradisi leluhur yang d‎iwariskan secara turun temurun itu. “Saya percaya, ke depan anak mudalah yang akan mengambil tongkat estafet kepemimpinan. Meski kita mahasiswa atau kampus yang akrab dengan teknologi, namun kami berharap karakter mahasiswa Stikom Bali tidak melupakan seni dan budaya mereka,” harap Yudhy.
Selain itu, ia juga berharap dari even ini lahir karya-karya kreatif mahasiswa Stikom Bali yang merupakan kolaborasi teknologi dan budaya. “Ya saya berharap semoga saja even ini bisa menghasilkan karya yang bisa mengolaborasikan antara seni dan budaya. Kalau selama ini banyak game seperti petualangan, mungkin saja dari even ini lahir teknologi yang mengedepankan seni dan budaya Bali. Harapannya ada mahasiswa yang mampu menciptakan permainan yang berbau budaya,” ujarnya. JAK-MB