stikom bali

Denpasar (Metrobali.com)-

Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi (Stikom) Bali melakukan kerja sama dengan lingkungan banjar (dusun) di Denpasar dalam memberikan beasiswa kepada keluarga kurang mampu agar bisa melanjutkan ke jenjang pendidikan lebih tinggi.

Ketua Stikom Bali, Dr Dadang Hermawan di Denpasar, Kamis mengatakan sebenarnya kerja sama dengan banjar (dusun) sejak tahun 2012. Namun kali ini diperkuat dengan menandatangani nota kesepahaman (MoU).

“Kami berharap anak-anak dari keluarga kurang mampu di lingkungan dusun dimaksud agar bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi,” katanya.

Ia mengatakan langkah ini sebagai upaya mendukung program pemerintah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan bernegara.

Ke empat dusun tersebut adalah Banjar Tengah Kelurahan Sesetan, tempat berdiri SMK TI Bali Global, Banjar Jaya Giri (Desa Dangin Puri Klod)), Banjar Mandalasari (Desa Dangin Puri Kelod), dan Banjar Kertha Sari Kelurahan Panjer.

Kerja sama itu dituangkan dalam MoU yang ditandatangi Ketua STIKOM Bali, Dr Dadang Hermawan bersama I Gede Tomy Sumerta yakni Kelian/Ketua Banjar Tengah, I Made Wira Atmaja Kelian Banjar Mandalasari dan I Gede Arya Arta Kusuma Kelian Banjar Jaya Giri dan I Ketut Sujilan Kelian Banjar Kerta Sari.

Menurut Dadang Hermawan, besar beasiswa yang diberikan Stikom Bali bervariasi sesuai tingkat ekonomi calon siswa atau mahasiswa tersebut, yakni 100 persen, 75 persen dan 50 persen.

“Seleksi awal di dusun masing-masing, nanti kami wawancarai lagi untuk menentukan mana yang dapat beasiswa penuh 100 persen, beasiswa 75 persen dan 50 persen beasiswa,” katanya.

Di tanya soal jumlah siswa atau mahasiswa yang dapat diberikan beasiswa, Dadang Hermawan mengatakan hal itu tidak ada batasan.

“Kami membuka kesempatan seluas-luasnya bagi anak-anak tidak mampu di ke empat banjar tersebut. Selama mereka memiliki keinginan untuk melanjutkan pendidikan, pasti kami dukung,” ujarnya.

Sementara itu, Kelian Banjar Tengah, I Gede Tomy Sumerta, dengan adanya kerja sama ini akan memudahkan mereka untuk terus mengirim warganya guna mengikuti pendidikan di SMK TI Bali Global maupun Stikom Bali.

“Dulu karena sifatnya lisan sehingga kalau ada pergantian ketua banjar hal ini bisa terlupakan. Tapi kalau ada tertulis melalui MoU, siapa pun ketua banjarnya tinggal melanjutkan,” katanya. AN-MB