Klungkung (Metrobali.com)-

Sekaa Teruna (ST) Canthi Graha, Banjar Rame, Desa Kusamba, Kecamatan Dawan dinilai Tim Penilai Lomba Sekaa Teruna tingkat Provinsi Bali tahun 2014. Acara penilaian dilaksanakan di Balai Banjar setempat, Kamis (4/9). Hadir dalam penilaian ini, Bupati Klungkung, Nyoman Suwirta, Wakil Ketua Sementara DPRD Kabupaten Klungkung, Nengah Arianta, Tim Penilai Provinsi, tokoh masyarakat serta anggota ST Canthi Graha.

Penilaian diawali dengan peninjauan pameran, potensi asli pesisir pantai Kusamba. Diantaranya pengolahan hasil laut berupa ikan yang diolah menjadi lempet (pepes ikan), sate lilit dan sup serta pengolahan air laut menjadi garam oleh anggota ST Canthi Graha. Selain menampilkan potensi hasil laut, anggota ST Canthi Graha juga menampilkan keahliannya dalam membuat sesajen dan seni ukir pasir hitam.

Ketua ST Canthi Graha, Wayan Angga Sudiarsana dalam laporannya menyatakan siap dinilai. ST Canthi Graha yang berdiri sejak 14 Januari 1978, saat ini memiliki anggota sebanyak 110 orang. “Anggota kami saat ini sebanyak 110 orang. 70 Putra dan 40 Putri,”jelasnya. Selain itu, dalam awig-awig yang dimiliki ST Canthi Graha menurut Sudiarsana bahwa perekrutan anggota dimulai sejak umur 13 tahun sampai menikah.

Asisten II Setda Provinsi Bali, Ketut Wija selaku Ketua Tim Penilai Lomba Sekaa Teruna tingkat Provinsi Bali tahun 2014 mengatakan, bebera aspek yang dinilai dalam lomba ini adalah terkait organisasi, administrasi, yasa kerti dharmaning agama (keagamaan) serta yasa kerti dharmaning Negara (bernegara). Selain itu, Wija berharap kesempatan ini dapat dimanfaatkan anggota ST sebagai dasar pembelajaran dalam bermasyarakat, mengingat anggota ST adalah merupakan pewaris para orang tua dalam melaksanakan kewajiban di Desa Pakraman, seperti parahyangan, palemahan dan pawongan. “Laksanakan kewajiban berlandaskan yadnya,”ujarnya.

Sementara itu, Bupati Klungkung, Nyoman Suwirta dalam sambutannya mengatakan, sebagai generasi penerus, anggota Sekaa Teruna agar benar-benar bisa mempertahankan agama, adat dan budayanya sendiri ditengah gempuran budaya luar seperti sekarang ini. “Sebagai generasi penerus, anggota ST agar bisa mempertahankan budayanya,”ujar Bupati Suwirta.

Selain itu, Bupati Suwirta berharap anggota ST mampu menjalankan ajaran Tri Hita Karana dengan baik, mengutamakan rasa menyama braya dan musyawarah mufakat, serta menghimbau kepada Banjar Adat Pakraman untuk bisa menjaga keberadaan lembaga tradisional Sekaa teruna ini agar tetap ajeg, asri, lestari dan kokoh dalam melaksanakan swadarma di masyarakat. “Banjar adat agar bisa menjaga keberadaan lembaga tradisional ini, sehingga tetap ajeg, asri, lestari dan kokoh dalam melaksanakan swadarma di masyarakat,”imbuhnya. NOM-MB