Nia Elvina

Jakarta (Metrobali.com)-

Sosiolog Universitas Nasional Nia Elvina menyatakan Indonesia bisa menjadi penggerak utama untuk mengeliminasi perkembangan gerakan Negara Islam di Irak dan Suriah di dunia.

“Indonesia merupakan negara Muslim terbesar sehingga mempunyai posisi tawar dan kekuatan yang mumpuni dalam menangani masalah ini,” katanya di Jakarta, Jumat (8/8).

Memberikan ulasan mengenai masalah yang menyedot perhatian di Indonesia, ia melihat perkembangan ISIS, termasuk di Indonesia tidak bisa dilepaskan dari fenomena globalisasi.

“Atau apa yang disebut oleh para ahli sosiologi sebagai ‘constraint’ atau tantangan dari semakin mengglobalnya dunia,” kata Sekretaris Program Sosiologi Unas itu.

Ia mengemukakan bahwa globalisasi memunculkan paradoks, yakni di satu sisi memang memberikan peluang, namun juga sekaligus tantangan.

Termasuk, kata dia, salah satunya semakin “mobile” dan berkembangnya jaringan terorisme seperti ISIS.

Dengan globalisasi teknologi, katanya, semakin berkembang pesat dan memudahkan orang termasuk organisasi untuk memperluas pengaruhnya.

“Saya kira ancaman pengembangan ISIS ini sama dengan ancaman pengembangan jaringan obat-obatan terlarang.” kata anggota kelompok peneliti Studi Perdesaan Universitas Indonesia (UI) itu.

Untuk itu, menurut dia, kerja sama antarnegara penting untuk meminimalkan tantangan globalisasi ini.

Pemerintah Indonesia, katanya, harus segera membuat “grand design” kerja sama internasional untuk menangani masalah ini.

“Dan menjadi penggerak utamanya atau dengan kata lain pemimpinnya,” demikian Nia Elvina. AN-MB