Denpasar (Metrobali.com)-

Belakangan ini sejumlah tokoh politik di Bali sudah mulai ancang-ancang untuk ikut tarung di Pilgub Bali 2013 mendatang.  Untuk menguatkan eksistensinya, tokoh politik mulai menghimpun dan mendatangi soroh-soroh dan klan di Bali.

Menurut pengamat politik dan Hukum Drs. Ketut Ngastawa, S.H pendekatan soroh ini merupakan sebuah kemunduran. Masyarakat Bali mestinya sudah melangkah lebih maju dalam berdemokrasi yang sehat. ‘’Artinya, setiap warga Negara memiliki hak politik yang sama dan tidak membeda-bedakan warna dan soroh,’’ katanya, Minggu (21/7).

Dalam sistem politik di Bali pendekatan soroh memang masih mumpuni dipakai menjaring massa atau mencari simpati. Pertimbangannya, karena masyarakat Bali masih melihat eksistensi puri. Namun, dalam pembelajaran politik dan demokrasi, tentu cara-cara seperti itu jelas tidak elegan.

Dikatakannya, jika semua tokoh politik berlindung atau memakai tameng soroh dan klan dalam pergerakan politiknya, tentu ini tidak akan sehat. Benturan benturan secara vertikal akan muncul di mana. ‘’Kita tidak menginginkan peristiwa Gestapu di Bali terulang lagi. Karena itu, para politisi perlu berpolitik dengan santun,’’ katanya.

Selebihnya Ngaswatawa mengatakan,  pembicaraan politik menjelang Pilgub Bali ini di akar rumput sudah berkembang. Namun,  diharapkan para politisi dan utamanya masyarakat jangan terpancing  isu-isu atau opini yang tersesat yang membuat resah masyarakat Bali.

‘’Pengkotak-kotakan dalam meraih dukungan ini tentu tidak menguntungkan bagi Bali  secara umum.  Ini sebuah kemunduran dalam berdemokrasi. Karena itu, para tokoh politik dan tokoh masyarakat Bali  perlu menahan diri,’’ katanya.

Sebelumnya, Pengurus DPP Partai Demokrat Putu Suasta kepada Metrobali.com mengingatkan, bahwa pertarungan yang paling hebat dalam Pilgub ini adalah antar-soroh di Bali. ‘’Jika ini tidak dibendung, maka akan mengerikan bagi Bali,’’ katanya.

Oleh karena itu, Putu Suasta meminta kepada elite politik di Bali bisa menahan diri. ‘’Konflik antar soroh itu jauh akan memiliki dampak buruk, ketimbang  konflik yang di bawa dari luar,’’ katanya.  SUT-MB