Denpasar (Metrobali.com)-

Puluhan perwakilan sopir taksi menuntut agar Pemerintah Provinsi Bali mempercepat kenaikan tarif taksi dari berbagai armada taksi yang beroperasi di Pulau Dewata.

Kepala Bidang Perhubungan Darat Dinas Perhubungan Provinsi Bali Standly Suwandi pada rapat dengar pendapat antara anggota DPRD, sopir taksi dan instansi terkait di Denpasar, Senin (29/7), mengatakan pemerintah sebenarnya ingin menetapkan tarif taksi di Bali berdasarkan surat edaran Gubernur Bali tertanggal 22 Juli 2013.

Namun hingga kini tarifnya belum juga ditetapkan karena menunggu para operator taksi di Bali yang belum “setting system” argometer yang ada di setiap taksi tersebut.

“Sebenarnya kami sudah melakukan penetapan tarif beberapa waktu lalu. Namun koordinasi dengan para operator atau pemilik taksi hingga saat ini belum dilakukan dan pertemuan tersebut akan dilakukan hari ini juga,” katanya.

Menurut Standly, tarif taksi di Bali sudah ditetapkan sesuai dengan perhitungan yang dilakukan. Penetapan tarif taksi Bali tersebut memang lebih rendah dari tarif nasional. Bila secara nasional tarif taksi ditetapkan naik sebesar 26,87 persen dari tarif semula, maka di Bali hanya naik sebesar 26,27 persen.

Dikatakannya, penetapan tarif taksi oleh operator melalui Organda dengan persetujuan pemerintah. Organda ingin agar seragam tetapi pihak operator belum ada kesepakatan waktunya.

“Biar semua tarif diberlakukan secara serentak, pada hari dan waktu yang sama sehingga tidak saling merugikan satu sama lain,” ujarnya.

Organda belum melakukan itu. Untuk tarif taksi di Bali ditetapkan sebagai berikut. Untuk tarif awal atau saat membuka pintu sebesar Rp5.000 naik menjadi Rp6.000. Tarif jarak per kilometer awalnya hanya Rp4.500 naik menjadi Rp5.700. Sedangkan tarif tunggu per jam awalnya hanya Rp3.000 naik menjadi Rp4.000.

Para sopir taksi tersebut mendesak agar kenaikan tarif argometer taksi segera dilakukan mengingat kenaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi sudah terjadi beberapa waktu lalu.

Mereka juga menuntut agar pemerintah setempat tidak lagi mengizinkan penambahan armada taksi mengingat daya dukung Bali yang tidak menguntungkan bila terjadi penambahan armada taksi.

“Di beberapa daerah di Indonesia, argometer taksi sudah naik. Bali saja yang belum naik dan mungkin sangat terlambat. Yang rugi itu kami semua terutama sopir yang menggantungkan hidupnya dari menjalankan taksi,” kata Wayan, seorang sopir taksi. AN-MB