Dirut RS Bali Mandara :  Ampura, saya tidak punya kewenangan apa-apa

Plt RS Bali Mandara, Dr Bagus Darmayasa menerima tokoh masyarakat Sanur.
 Plt RS Bali Mandara, Dr Bagus Darmayasa menerima tokoh masyarakat Sanur.

Sanur, (Metrobali.com)-

Selesai melakukan pertemuan dengan Ketua Yayasan Pembangunan Sanur, di kantor Yayasan Pembangunan Sanur (YPS) Perbekel, kelian banjar, kelian dinas, tokoh masyarakat Sanur, Selasa kemarin langsung meluncur ke RS Bali Mandara.

Pada saat itu sejumlah karyawan rumah sakit yang sedang melakukan aktifitas kaget dengan ‘tamu yang tidak diundang’ ini, mereka mengenakan pakaian adat dan pakaian dinas. Mereka langsung menerobos masuk ke ruang dirut, ternyata dirut RS Bali Mandara, Dr Bagus Darmayasa tidak ada di tempat. Karena desakan masyarakat agar bertemu dengan pimpinan rumah sakit itu, akhirnya anggota DPRD Kota Denpasar, I Wayan Mariyana Wandira didampingi Anak Agung Amerta Jaya menghubungi Dr Bagus agar bisa menemui tokoh masyarakat Sanur ini.

Tak berapa lama Dr Bagus menerima ‘rombongan’ tersebut di aula RS Bali Mandara di lantai 4.

Setelah menerima penjelasan dari Ketua YPS, Perbekel Sanur Kaja, dan Perbekel Sanur Kauh, Made Ade, Dr Bagus Darmayasa menjelaskan dalam konteks rekrutmen karyawan di rumah sakit tersebut, pihaknya tidak punya kewenangan apa-apa.

Plt RS Bali Mandara, Dr Bagus Darmayasa menerima tokoh masyarakat Sanur.1

Saya sebagai PLT Direktur RS Bali Bandara hanya menerima apa yang ada, kalau ada meja yang datang kami terima, kalau ada karyawan kami yang terima. Jadi kami sama sekali tidak punya kewenangan dalam hal pengadaan tenaga kerja di RS Bali Mandara, semua ditangani oleh BKD, jelas Dr Bagus dengan sangat hati-hati.

Terkait dengan penjelasan direktur RS Bali Bandara tersebut, Anak Agung Amertha Jaya, langsung menjawab, kalau demikian tidak ada lagi negosiasi, dan pertemuan ini tidak menghasilkan apa-apa.

Mendengar penjelasan tersebut ‘rombongan’ ini langsung keluar ruangan.

“Jujur kami sangat kecewa dengan pertemuan dengan Direktur RS Bali Mandara, karena sama sekali tidak ada solusi apa-apa, karena itu demo tanggal 28 Oktober tidak bisa dibatalkan lagi.

“Sudah tidak ada negosiasi lagi,” jelas Ida Bagus Sudarta. DRA  MB