Keterangan foto: Emiliana Sriwahjuni, S.E.,caleg perempuan PSI yang maju ke  DPRD Kota Denpasar dapil Denpasar Selatan nomor urut 3 (kiri) saat bersama Diah Kurniawati, Caleg DPR RI dapil Bali nomor urut 3 dari PSI (kanan)/MB

Denpasar (Metrobali.com) –

Situasi politik kian menghangat dan dinamis jelang pencoblosan Pileg dan Pilpres 17 April 2019 yang tinggal hitungan hari. Para calon anggota legislatif (caleg) di semua tingkatan maupun tim kampanye pasangan capres-cawapres kian gencar dan sporadis serta masif juga mengumpulkan dan mengamankan suara.

Terlebih juga kampanye akbar atau kampanye terbuka rapat umum telah berlangsung beberapa hari dimana loyalitas dan militansi massa pendukung parpol maupun capres-cawapres pada kampanye ini seperti “dipanaskan” dan “ditempa” kembali.

Terlebih juga keberadaan hoaks atau kabar bohong di dunia maya seperti media sosial maupun situs media online abal-abal kian gentayangan. Ada yang menyerang dan mencabik-cabik integritas serta karakter capres-cawapres tertentu hingga parpol maupun caleg tertentu.

Di tengah situasi ini menurut Emiliana Sriwahjuni, S.E.,caleg perempuan PSI yang maju ke  DPRD Kota Denpasar dapil Denpasar Selatan nomor urut 3 kalangan perempuan punya peran yang vital dan strategis.

Diharapkan kalangan perempuan termasuk juga caleg perempuan mampu hadir sebagai “sosok” penyejuk di tengah “panasnya” pertarungan politik dan juga maraknya hoaks yang “gentayangan” di media sosial.

Ia juga berharap kaum perempuan jangan ikut-ikutan terjebak dalam situasi politik yang kian memanas menjelang semakin dekatnya  hari  pencoblosan Pileg dan Pilpres 17 April 2019.

Politisi atau caleg perempuan juga harus menghadirkan nuansa kampanye yang berbeda yang lebih sejuk, damai, santun dan mengedepankan pendekatan dan sentuhan personal serta emosional.

“Jelang pencoblosan situasi politik makin hari makin panas. Perempuan harus jadi penyejuk. Perempuan jangan ikut situasi panas dan sebarkan hoaks di media sosial,” tegas Emiliana saat ditemui di sela-sela kampanye canvassing, door to door menyapa warga Denpasar, Jumat (5/4/2019).

Caleg perempuan PSI ini pun mengaku semakin bergairah berjuang di Pileg 2019 agar semakin banyak wakil rakyat perempuan hadir memberikan nuansa perjuangan yang berbeda di legislatif.

Ia pun yakin akan semakin banyak caleg perempuan PSI yang terpilih dan mampu menyuarakan dan memperjuangkan kepentingan kaum perempuan yang selama ini seperti termarjinalkan.

“Caleg perempuan PSI makin gaspoll berjuang untuk merebut kursi legislatif di Pileg 17 April 2019 yang kurang lagi sebulan,” tegas Emiliana Sri Wahjuni yang bercita-cita memberikan satu fraksi di DPRD Kota Denpasar yang isinya angggota legislatif perempuan PSI.

Ajak Perempuan Dukung Perempuan

Dalam setiap kesempatan canvassing kampanye canvassing dari rumah ke rumah (door to door) menyapa warga secara personal dan berdiskusi dari hati ke hati layaknya sahabat, Emiliana selalu mengedukasi pemilih perempuan.

Ia selalu menggelorakan spirit agar perempuan mampu lebih banyak mengambil peran di berbagai aspek kehidupan. Termasuk juga di ranah politik.

Baginya momentum Pileg 2019 ini adalah saat dan kesempatan yang tepat bagi kaum perempuan untuk merapatkan barisan, satu suara mendukung perjuangan kaum di lembaga legislatif.

Pesan yang selalu digaungkan baik saat tatap muka dengan kalangan perempuan maupun juga lewat postingan dan percakapan di media sosial adalah bagaimana agar perempuan pilih perempuan.

Emiliana juga kembali menegaskan satu misi utama dirinya nyaleg adalah untuk menggelorakan kesadaran politik kaum perempuan.

Bahwa perempuan punya hak bahagia, berprestasi, ikut dalam  geliat pembangunan  bukan sekadar jadi penonton atau objek pembangunan tapi jadi pelaku dan perumus serta pengambil kebijakan.

Ibu dari dua anak perempuan ini mencontohkan di DPRD Denpasar ada 45 kursi tapi hanya ada satu anggota legislatif perempuan hasil Pileg 2014. Ini artinya kesadaran masyarakat perempuan dukung perempuan masih sangat rendah.

“Yang akan melindungi kepentingan perempuan adalah kaum perempuan.  Jadi saya galang kekuatan dan dukungan agar perempuan pilih perempuan. Ini saatnya perempuan bangkit. Kita bisa memimpin perubahan  positif sepanjang diberikan kesempatan,” tegasnya.

Ia menambahkan perempuan menjadi sokoguru dalam pembangunan bangsa. Kalau perempuan happy maka negara damai sejahtera. “Tapi sayangnya perempuan masih seperti termarjinalkan dan dibodohi. Ini yang harus kita lawan bahwa perempuan punya kesempatan yang sama, mereka bisa berprestasi dan mandiri,” tandasnya.

Pewarta: Widana Daud
Editor: Hana Sutiawati