Foto: Anggota DPRD Kota Denpasar Agus Wirajaya saat hadir di acara lomba menggambar dan mewarnai yang diselenggarakan Rumah Solusi Agus Wirajaya bersama Pizza dan Kawan-Kawan, Sabtu (14/3/2020).

Denpasar (Metrobali.com)-

Pemandangan yang cukup berbeda yakni lengang atau sepi kini tampak di sekolah-sekolah maupun kampus perguruan tinggi di Denpasar.

Pasalnya sekolah hingga kampus kini mengurangi bahkan meniadakan proses pembelajaran secara tatap muka di kelas dan menggantikannya dengan memberikan kesempatan siswa belajar di rumah dan secara online atau e-learning.

Kondisi ini paling tidak berlangsung selama dua mingggu ke depan, terhitung sejak Senin (16/3/2020) hingga Selasa (31/3/2020).

Hal ini dilakukan sebagai bagian upaya pencegahan penyebaran virus Corona jenis baru atau Covid-19 yang belakangan makin mengkhawatirkan.

Menurut Anggota Komisi III DPRD Kota Denpasar Agus Wirajaya hal positif dari kondisi ini adalah semua pihak harus mengeksplorasi sumber daya yang ada untuk 14 hari ke depan agar anak-anak yang belajar di rumah bisa efektif menggunakan waktunya bukan malah menggunakan waktu belajar di rumah ini untuk bepergian.

“Dan harapan kita 14 hari ini dapat memutus mata rantai penyebaran Corona bisa diwujudkan,” kata Agus Wirajaya saat dihubungi Selasa (17/3/2020).

Agus Wirajaya yang juga Sekretaris Yayasan Kalyanamitta Vatthu Bali yang mengelola Sekolah Vidya Karuna ini menambahkan pola pendidikan home schooling bisa diadopsi untuk 14 hari ke depan ini.

Di mana pihak sekolah berkordinasi dan berkomunikasi dengan melibatkan para orangtua mengenai tugas yang jadi kewajiban siswa di rumah, meminta orang tua ikut mengawasi dan mengontrol aktivitas dan keberadaan anak selama masa belajar di rumah.

“Jadi, guru semestinya membuat kurikulum dan tugas belajar untuk 14 hari ini. Libatkan orangtua dalam melakukan pengawasan dan kontrol keberadaan anak. Ingatkan orang tua untuk menjaga kesehatan dan kebersihan diri karena kebanyakan orangtua murid tetap beraktivitas seperti  biasa,” kata salah satu pendiri Sekolah Vidya Karuna ini.

Menurut Agus Wirajaya ketika pemerintah sudah memutuskan siswa belajar di rumah, maka pemerintah harus memastikan sekolah sudah memberikan program belajar atau kegiatan terkait selama masa belajar di rumah.

Hal ini penting agar anak tetap disiplin belajar dan tidak sembarangan keluar rumah tanpa pengawasan mengingat orangtua mereka belum tentu ada di rumah mengawasi mereka.

“Jangan sampai tujuan belajar di rumah untuk pencegahan malah menjadi sebaliknya karena anak tak ada program yang dilakukan dan tak ada yang mengawasi,” kata Agus Wirajaya.

Anggota DPRD Denpasar Dapil Denpasar Utara dari PSI (Partai Solidaritas Indonesia) ini menilai anak tetap sekolah pun sebetulnya tak masalah. Sebab jadwal anak yang teratur serta lingkungan sekolah yang terbatas dan anak-anak ini selama jam belajar ada dalam pengawasan pihak sekolah.

Sepulang sekolah diminta untuk berdiam di rumah dan hanya keluar saat memang mendesak untuk itu. “Ini sebetulnya menurut saya sudah melakukan karantina secara tidak langsung dan waktu anak juga terpakai dengan baik,” ujarnya.

Namun apa pun langkah yang diputuskan, yang paling penting ditingkatkan adalah edukasi dan pemahaman yang baik kepada seluruh guru dan siswa agar memelihara pola hidup sehat, rajin cuci tangan dengan sabun, dan tak sembarangan mengusap wajah.

“Tanpa edukasi dan pemahaman yang baik mengenai pencegahan pribadi pada corona ini, resiko penularan akan tetap ada,” imbuh Agus Wirajaya yang juga pendiri Rumah Solusi ini.

Ia juga berharap pemerintah harus menggunakan semua saluran media yang ada untuk terus menyampaikan edukasi pencegahan penyebaran corona dengan cara yang positif dan memberi rasa optimis.

Pemerintah terus melakukan update data dan menginformasikan progres yang ada seperti kesembuhan pasien corona. “Dan segera melakukan konfirmasi dan pencegahan pada berita-berita hoax terkait isu corona yang ada,” tambah Agus Wirajaya.

Yang paling penting, sambungnya, adalah edukasi pencegahan untuk memutus rantai penyebaran corona ini dipahami dan dilaksanakan dengan baik.

Kebijakan belajar di rumah selama 14 hari yang ditetapkan akan lebih efektif bila dapat dipastikan siswa menggunakan waktunya dengan baik di rumah. Kalau ternyata malah bepergian dan tak ada pengawasan tentu malah lebih bahaya.

Guru juga mesti memberikan tugas belajar dan penelitian dengan perkiraan durasi pengerjaan yang cukup bagi muridnya sehingga waktu di rumah terpakai dengan efektif.

“Catatanyang perlu diperhatikan, saat 14 hari belajar di rumah ini, orangtua siswa, mungkin tetap bekerja seperti biasa dan ada kontak dengan orang lain sehingga bisa saja terbawa ke rumah,” ujar Agus Wirajaya.

Makanya setiap orang tua siswa juga harus aktif melakukan pencegahan pribadi dengan menjaga jarak yang aman dengan orang lain, tidak sembarangan mengusap wajah, ingat mencuci tangan dengan sabun atau menggunakan hand sanitizer, segera mandi ketika tiba di rumah sebelum berinteraksi dengan putra putrinya.

Agus Wirajaya pun menyampaikan selama proses belajar siswa di rumah ada beberapa aplikasi yang dimanfaatkan guru maupun siswa. Aplikasi ini juga sebagaimana direkomendasikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Berbagai aplikasi ini diantaranya
1. Rumah Belajar: https://belajar.kemdikbud.go.id
2. Google G Suite for Education: https://blog.google/outreach-initiatives/education/offline-access-covid19/
3. Kelas Pintar: https://kelaspintar.id
4. Microsoft Office 365: https://microsoft.com/id-id/education/products/office

5. Quipper School: https://quipper.com/id/school/teachers/
6. Sekolah Online Ruangguru Gratis: https://ruangguru.onelink.me/blPk/efe72b2e
7. Gratis belajar online Sekolahmu: https://www.sekolah.mu/tanpabatas
8. Zenius: https://zenius.net/belajar-mandiri

“Juga pemberian tugas lewat WA Grup kepada murid-muridnya di rumah, bahkan guru bisa melakukan diskusi online lewat aplikasi seperti zoom yang bisa dilakuan serentak oleh banyak orang sekaligus,” pungkas Agus Wirajaya yang juga merupakan pendiri Rumah Solusi ini.

Seperti diketahui dunia pendidikan juga tidak luput dari dampak menyebarnya virus Corona. Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kota Denpasar menerapkan Sistem Home Learning (Belajar di Rumah) bagi siswa yang diberlakukan Senin (16/3/2020) hingga akhir bulan Maret 2020 atau selama 14 hari ke depan untuk mencegah merebaknya virus Corona.

Penghentian proses belajar mengajar di sekolah sementara waktu sudah diatur dalam Surat edaran yang di keluarkan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kota Denpasar dengan Nomor 420/1396/SE/2020.

Selama tidak datang ke sekolah hingga akhir bulan Maret, siswa diharapkan belajar di rumah masing-masing dengan memanfaatkan aplikasi seperti Google Classroom, e-learning atau yang lainnya sesuai arahan dari sekolah masing-masing.

Hal ini juga sejalan dengan Surat Edaran Gubernur Bali  Nomor 7194 tahun 2020 tentang Panduan Tindak Lanjut Terkait Pencegahan Penyebaran Virus Disease 2019 (Covid-19 di Lingkungan Pemerintah Provinsi Bali yang diterbitkan Gubernur Bali I Wayan Koster Senin (16/3/2020).

Dalam salah satu point disebutkan bahwa kegiatan belajar mengajar bagi siswa/siswi mulai dari PAUD/TK sampai dengan perguruan tinggi agar dilaksanakan di rumah dengan menggunakan media pembelajaran secara daring/online. (dan)