Komisi IV DPRD Badung di bawah komando Made Sumerta, Senin (23/9) , melakukan kunjungan kerja (kunker) ke Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olah Raga (Disdikpora) Badung.
Mangupura , (Metrobali.com)
Komisi IV DPRD Badung di bawah komando Made Sumerta, Senin (23/9) kemarin, melakukan kunjungan kerja (kunker) ke Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olah Raga (Disdikpora) Badung. Tujuannya untuk menyisir persoalan-persoalan pendidikan.
Saat kunker Sumerta didampingi dua anggotanya yakni Gede Aryantha dan Made Suardana. Di Disdikpora, rombongan Komisi IV diterima Kadisdikpora Ketut Widia Astika, Sekretaris Made Mandi, Kabid Gedung dan Sarana Putu Roby Widya Harsana dan Kabid Olah Raga Nyoman Punia.
Pada sambutan selamat datangnya, Kadis Widia Astika memberi apresiasi atas kedatangan Komisi IV DPRD Badung. Pada kesempatan itu, Kadis mengawali dari kelembagaan yakni kadis didampingi sekretaris dan empat kabid. “Lembaga kami mengelola 232 TK, 284 SD, dan 66 SMP,” katanya.
Pada 2020, katanya, Disdikpora Badung mengajukan 140 kegiatan dari 11 program dengan anggaran di atas 20 persen dari APBD Badung.  Yang perlu perhatian adalah menyangkut pembangunan dan rehab gedung sekolah yang tahun ini belum bisa dikerjakan padahal DED-nya sudah ada.
Pendidikan di Badung sesuai kebijakan Bupati, gratis. Setiap siswa baru SD dan SMP pun memperoleh pakaian secara gratis. Selain pakaian, setiap siswa kelas V dan VI SD juga menerima laptop.
Soal jumlah guru, katanya, sudah sangat ideal sesuai kebutuhan karena didukung oleh adanya guru kontrak yang dibiayai APBD. “Yang kurang adalah guru yang berstatus PNS,” katanya.
Pada kesempatan itu, Kadis juga memaparkan sejumlah prestasi yang diraih lembaga yang dipimpinnya seperti pemuda pelopor, pramuka wakili Bali, Porjar juara umum dan siswa SMP 2 Kutsel raih penghargaan internasional yang akan diserahkan November mendatang.
Made Sumerta menyatakan akan memperjuangkan program Disdikpora yang memang benar-benar urgen seperti pembangunan maupun renovasi gedung-gedung sekolah. “Ini kami lakukan bersama jangan sampai siswa dititip di sekolah lainnya,” katanya.
Selain itu, politisi PDI Perjuangan asal Pecatu tersebut, juga meminta sistem zonasi pada PPDB perlu dikaji ulang. Dengan begitu, persoalan PPDB tidak berulang setiap tahunnya.
Pada kesempatan itu, Sumerta juga mempertanyakan benefit laptop yang diberikan kepada siswa. Dia pun mempertanyakan maintenance laptop tersebut mengingat fasilitas tersebut rawan rusak dan jangan sampai disalahgunakan.
Sementara anggota Komisi IV Gede Aryantha mempertanyakan soal kesejahteraan guru-guru PAUD maupun TK yang masih banyak dikeluhkan. Dia pun senada terkait PPDB agar dicari sistem yang pas sehingga tidak terus bermasalah.
Anggota Komisi IV lainnya Made Suardana pun membedah soal PPDB khusunya untuk SMA. Wilayah Kapal yang merupakan dapilnya merupakan wilayah blank spot karena secara sonasi tak bisa masuk ke SMA yang ada. “Untuk itu, kami berharap bisa dibangun SMA baru di wilayah Kapal yakni SMA Negeri 3 Mengwi,” katanya. Editor : Sutiawan.