Denpasar (Metrobali.com)-

Inilah sinopsip Festival Film Dokumenter Bali 2012 terbaik yang digelar dua hari sebelumnya, dan malam penganugerahan juara akan digelar hari ini 4 Agustus di Aerowisata Sanur Beach, Denpasar.

 Pemutaran hari #1

 Permata di Tengah Danau

Sutrdara: Andi Hutagalung

Produksi : Media Identitas, Medan

Berawal dari kegelisahan sebagai perantau, Togu Simorangkir meninggalkan kemapanan di Jakarta dan kembali ke Tanah Batak. Di sebuah desa di Pulau Samosir, ia mendirikan sanggar belajar yang diberi nama Sopo Belajar. Sopo Belajar meretas keterbatasan akses anak-anak desa terhadap informasi dan pengetahuan. Melalui buku dan permainan, anak-anak diajak menyelaraskan diri dengan kehidupan dan alam sekitar. Meski tantangan silih berganti, niat untuk melahirkan permata-permata yang berani bermimpi tak pernah surut.

Goresan Anak Gumelem

Sutrdara: Bowo Leksono

Produksi : Komunitas Gumelem, Purbalingga

Sebuah tradisi adalah pengristalan dari nilai-nilai baik secara turun temurun selama berpuluh-puluh tahun bahkan berabad-abad. Membatik adalah satu di antara sekian banyak tradisi baik yang berkembang di Gumelem. Kini, di tengah arus deras perubahan yang diakibatkan oleh membanjirnya kebudayaan modern ke Nusantara, banyak tradisi yang  ditinggalkan oleh pendukungnya. Tak terkecuali tradisi membatik. Namun,  Desa Gumelem punya cara sendiri untuk mengajari anak-anak mereka agar memahami goresan yang ditorehkan secara turun temurun oleh nenek moyang mereka.

Made Taro, Benteng Terakhir Permainan Tradisional Bali

Sutrdara: Sigit Purwono

Produksi : Raturu Production, Denpasar

Film ini mengisahkan rangkaian aktivitas Made Taro yang mendedikasikan hidupnya pada seni dan permainan tradisional Bali. Totalitas seorang Made Taro pada seni dan permainan tradisional Bali begitu mendalam. Hampir seluruh hidup dan waktunya dia curahkan untuk melestarikan seni dan permainan tradisional yang kini telah semakin terhimpit oleh perubahan zaman. Meski sudah renta, hingga saat in Made taro dengan tekun dan sabar mewariskan ilmunya pada anak-anak di Bali. Berjuang seorang diri,  Made Taro tak pernah merisaukan apakah langkahnya akan punya arti atau tidak. Tekadnya, selama masih bernafas, dirinya akan terus berjuang melestarikan permainan tradisional Bali.

Satu Hati di Antara Dua Doa

Sutrdara: Gede Seen

Produksi : Komunitas Film Buleleng, Buleleng

Di SD No. 3 Temukus yang terletak di Dusun Bingin Banjah, siswanya terdiri dari dua kelompok agama, yaitu Hindu dan Islam. Meskipun mereka berbeda keyakinan namun hubungan mereka dalam keseharian sangat harmonis. Setiap hari Purnama (bulan penuh) dan Tilem (bulan mati), di sekolah tersebut diadakan persembahyangan bersama. Para siswa Hindu mengenakan pakaian sembahyang ala Bali melakukan persembahyangan di pura sekolah, pada saat bersamaan siswa  Islam yang mengenakan busana khas Muslim melakukan persembahyangan di tempat yang berbeda namun masih di areal sekolah, dengan tata cara Islam. Gema lantunan doa yang berbeda dari kedua kelompok tersebut seolah menyatu di angkasa. Juga di relung-relung hati mereka.

 Pemutaran hari #2

 Bali Heaven on Earth

Ivander Aditya – Surabaya, Jawa Timur

Masyarakat Hindu Bali sangat percaya pada ilmu suci dan kekuatan roh. Mereka percaya bahwa roh baik berada di pegunungan, dan tujuh lautan merupakan tempat tinggal bagi iblis dan raksasa. Orang Hindu Bali percaya bahwa alam semsta dan segala sesuatu adalah ciptaan Tuhn dan bahwa karunia ini digunakan sepenuhnya bagi kelangsungan hidup mereka, dan keberadaan Tuhan dapat ditemukan di mana-mana termasuk di dalam diri kita.

Burdah

I Komang Sukayasa – Karang Asem, Bali

Budhakeling adalah sebuah desa di Kabupaten Karangasem Bali yang menyimpan banyak keunikan. Desa tersebut tebagi menjadi delapan banjar. Layaknya system organisasi banjar di Bali, semua anggota banjar tersebut  beragama Hindu, kecuali satu banjar yakni Banjar Saren Jawa. Di banjar tersebut, semua warganya beragama Islam.

Menurut catatan, banjar ini didirikan oleh seorang tokoh Muslim dari Kerajaan Demak bernama Raden Kyiai Abdul Jalil. Dia mendirikan banjar tersebut setelah mendapat sebuah wilayah dari Ponggawa Kerajaan Karangasem sebagai hadiah atas keberhasilannya menjinakkan Sapi Wadak yang mengamuk di wilayah tersebut.

Hercules dari Panti Asuhan

IGM Surya Sanjaya – Tabanan, Bali

Eka adalah seorang gadis berusai 18 tahun. Ia berasal dari keluarga tidak mampu. Kondisi ekonomi keluarganya yang sangat memprihatinkan memaksa Eka dan ketiga adiknya untuk tinggal dip anti asuhan. Meski begitu, ia tak pernah berkecil hati. Di panti asuhan dia justru bisa menemukan talenta dirinya yakni sebagai atlet angkat besi. Melalui olah raga itu ia kini menapaki hari-hari untuk meraih mimpi menikmati kehidupan  yang lebih baik dan lebih sejahtera.

Karya Eksibisi:

Indonesia – Democracy, How so Far?

Sutradara: Baudouin  KOENIG

Asisten Sutradara : Halida Katili

Produksi : Mano a Mano Production House

Disiarkan pertama kali oleh : TV ARTE, Prancis

Ini adalah sebuah film yang menyajikan kondisi Indonesia untuk publik Perancis dan Jerman. Titik beratnya adalah  tentang bagaimana Indonesia yang merupakan  negara yang mayoritas penduduknya Muslim menjadi negara demokrasi. Inilah negara Muslim pertama yang memilih

demokrasi dan hendak dengan segala daya upaya menggapai kejayaannya. Penyusuran berbagai kehidupan dari Aceh, Jawa (Jakarta),  Bali , Kalimantan, Sulawesi  hingga ke Papua. Adegan-adegan dalam film ini menyiratkan   semangat bagaimana Indonesia didirikan   dan tengah dalam proses mengristal menjadi sebuah bangsa yang kuat dengan segala macam cobaannya.

Tentang Baudouin Koenig

Dia adalah pembuat film dokumenter yang juga  pengajar “Master Pro Trades of Documentary Cinema” di University of Provence, Prancis.

Proyek inisiator Doku, Dokumenter di Kurdistan Irak

Sutradara yang lahir pada 20 Agustus 1955 di Sarre, Prancis ini telah menggarap puluhan judul film antara lain:  Leptis Magna, a Dream of Rome in Africa;  Oedipus in China; Balkan History and Its Lessons; Leila Shahid, Palestine For ever; Kosovo, the Black Hole of Europe; Yangtze, the Blue Revolution; New Rich, New Poor; China Wakes; The rule of the Games; China in The Mirror of The Show; Turkey, the new frontier of Europe; My Pain is a Spider; Mad Mundo, AIDS; Alain Willaume-Sketch on the Brink; Keep Shooting; Iraq: Oil Barrels, Kegs of Gunpowder dan banyak lagi. HP-MB