MARI PANGESTU

Jakarta (Metrobali.com)-

Sineas Indonesia mempromosikan film di Amerika Serikat melalui kegiatan Road to Los Angeles Indonesian Film Festival (LAIFF) 2014, 3-4 September mendatang di Los Angeles, AS.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Mari Elka Pangestu di Jakarta, Rabu (27/8), mengatakan pihaknya mendukung promosi film Indonesia di taraf internasional sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan pemahaman masyarakat di luar negeri terhadap budaya Indonesia.

“Kita harus mengampanyekan bagaimana kita bangga dan 100 persen cinta film Indonesia. Apalagi dari segi kuantitas dan kualitas film kita telah mengalami banyak kemajuan pasca-era reformasi,” kata Menteri pada jumpa pers di Amerika Pasific Place Mall SCBD Jakarta.

Sejumlah sineas yang akan ‘road show’ ke AS yakni Lukman Sardi, Wulan Guritno, Prisia Nasution, Tino Saroenggallo, dan Edwin Nazir.

LAIFF 2014, menurut Menteri, akan menjadi ajang yang efektif untuk mempromosikan Indonesia di samping menjadi salah satu sarana bagi insan film untuk menjajaki dan memperluas kerja sama dengan industri film AS.

“Tidak hanya pemutaran film saja, akan tetapi kegiatan ini juga diisi dengan diskusi film dengan para tamu undangan dan sineas internasional di Olympic Collection, Westwood,” katanya.

Sejumlah sineas internasional yang akan bergabung di antaranya Stan Woldkowski, John Huddles, dan Bob Chappell.

Mari mengatakan LAIFF 2014 akan membanggakan Indonesia dalam kancah internasional.

Apalagi LAIFF 2014 akan menyajikan pemutaran film bersama aktor, aktris, dan produser film Indonesia dilanjutkan dengan sesi tanya jawab yang akan digelar di The Regent Theater, Westwood pada 3-4 September 2014.

Sepanjang festival tidak kurang 7 judul film Indonesia akan diputar yakni sang Penari, 9 Summers 10 Autumn, serta kumpulan film pendek From U.S. With Love yang dibuat filmmakers Indonesia di AS.

Selain itu film berjudul Soegija; Lovely Man, dan Sokola Rimba, pemutaran kumpulan film pendek From Indonesian With Love yang dibuat filmmakers Indonesia dan diproduksi di Indonesia.

Menparekraf mengatakan kreativitas dan produktivitas insan film Indonesia terus mengalami kemajuan dimana pada 2013 produksi layar lebar Indonesia mencapai 106 judul film dan merupakan jumlah yang tertinggi selama ini.

Kontribusi industri film bersama video dan fotografi terhadap PDB ikut tumbuh signifikan dimana pada 2013 kontribusi bidang usaha industri film, video, dan fotografi terhadap PDB tercatat Rp8,4 triliun atau naik 13,5 persen dibandingkan tahun sebelumnya sekitar Rp7,4 triliun.

“Pekerjaan rumah kita adalah mengembangkan industri film kita baik dari segi kualitas, tema, memunculkan sineas muda, dan mendongkrak apresiasi penonton,” katanya. AN-MB