Buleleng (Metrobali.com)-

Gubernur Bali Made Mangku Pastika dan Wagub Drs. AA Puspayoga menggelar Simakrama dengan masyarakat di Gedung Kesenian Gde Manik, Singaraja, Kabupaten Buleleng, Sabtu (25/2).
Beberapa hal disampaikan oleh peserta simakrama langsung kepada Gubernur. Bukan saja warga Buleleng, namun warga dari Denpasar, Badung, Gianyar hingga Nusa Penida menyampaikan aspirasinya dengan mendatangi Kota Singaraja. Seperti misalnya Ketut Wenten Ariawan asal Nusa Penida yang datang dari Denpasar menyampaikan aspirasinya terkait isu akan dipindahkannya LP Kerobokan ke Nusa Penida. Ada pula Gede Ariawan asal Seririt yang menyampaikan belum terwujudnya Buleleng Bersih dan Hijau.

Sementara itu Jro Pasek Warkadya asal Kubutambahan berbicara mengenai Koleksi Lontar di Gedong Kertya sembari mengharapkan adanya penghijauan di Kubutambahan melalui program Bali Clean & Green dan Simantri yang dicanangkan Pemprov Bali. Nyoman Sukarmen asal Busungbiu memohon adanya fasilitas rawat inap di Puskesmas II Busungbiu karena jaraknya yang jauh.

I Wayan Suata anggota Asosiasi Sopir Pariwisata asal Badung mengucapkan terima kasih atas berdirinya Koperasi ASAP Bali meskipun masih ada anggotanya yang memiliki VW belum mendapat ijin karena terbentur aturan.

Lanang Sudira asal Batuan, Sukawati memberikan apresiasi atas keberhasilan Gubernur meningkatkan APBD Bali selain memohon klarifikasi terkait Perda RTRWP. Selain itu ada beberapa krama Bali lainnya yang menyampaikan beberapa hal mulai dari aspirasi sosial hingga permohonan bantuan fisik.
Gubernur mengapresiasi dan berjanji menindaklanjuti segala masukan yang ada. Dirinya mengaku selalu mendapat laporan hasil tindak lanjut dari apa yang telah disampaikan di Simakrama dari Inspektorat Provinsi Bali. “Memang ada beberapa hal yang tidak bisa dilaksanakan, namun diadakan komunikasi dengan pihak-pihak yang menyampaikan usul atau saran, sehingga penting disana [daftar hadir-red] untuk mencantumkan nama, alamat dan nomor telepon,” ujarnya.

Pada kesempatan ini ia menghimbau pula kepada seluruh masyarakat Buleleng yang hadir untuk menjaga ketertiban dan  keamanan menjelang Pemilukada. “Semeton Buleleng jangan pakai kekerasan ya dalam Pemilukada ini,” himbaunya yang disambut riuh tepuk tangan peserta Simakrama.

Menurutnya kekerasan adalah budaya primitif dan meminta masyarakat lebih mengedepankan soft power atau kekuatan lunak yaitu intelektualitas dan program unggulan untuk meraih simpati.
Hadir pula dalam kesempatan tersebut Bupati Buleleng Putu Bagiada, Wabup Arga Pynatih, Ketua Komisi I DPRD Bali Made Arjaya, anggota DPRD Bali Ketut Kariyasa Adnyana, Gede Kusumaputra dan Tutik Kusuma Wardani, Ketua MUDP Jro Gede Putu Suwena dan jajaran kepala SKPD di lingkungan Pemerintah Provinsi Bali. GAB-MB