Keterangan foto: Praktisi pariwisata yang juga tokoh masyarakat Buleleng I Made Astrawan alias Mangku.

Denpasar (Metrobali.com)-

Potensi pariwisata di Buleleng sebenarnya cukup banyak. Namun masih banyak persoalan menghantui. Selain masih terbatasnya infrastruktur, kualitas SDM pariwisata juga jadi tantangan.

Menurut praktisi pariwisata yang juga tokoh masyarakat Buleleng I Made Astrawan yang akrab disapa Mangku, pemerintah daerah mesti lebih memerhatikan peningkatan kualitas SDM tenaga kerja di bidang kepariwisataan di Buleleng. Khususnya juga dalam hal kemampuan berbahasa asing.

“Tenaga kerja di bidang kepariwisataan saat ini tidak cukup hanya bisa berbahasa Inggris. Itu basic sekali. Perlu juga kemampuan berbahasa yang lain,” kata Astrawan di Denpasar, Sabtu (25/8/2018).

Jika tenaga kerja pariwisata ini menguasai multi bahasa seperti juga bahasa Jepang, Korea, Mandarin, Rusia dan lainnya, maka daya saing mereka akan meningkat. Baik ketika bekerja di hotel dan restoran atau di atraksi dan destinasi wisata lainnya. Apalagi sebagai tour guide (pramuwisata) yang memang membutuhkan multi bahasa untuk bisa melayani wisatawan dengan latar belakang penutur bahasa yang berbeda.

Maka, imbuhnya, pemerintah juga harus mendorong dan memfasilitasi adanya semacam pelatihan dan kursus berbahasa asing. Hal itu bisa menjadi bagian program di BLK (Balai Latihan Kerja) setempat.

“Siapkan dulu SDM agar siap. Berikan pelatihan kepada tenaga pariwisata di Buleleng agar menguasai lebih banyak bahasa asing,” tegas pria yang menguasai tiga bahasa asing itu yakni Inggris, Rusia dan Korea.

Namun Astrawan yang juga bakal caleg DPRD Buleng dapil 1 Buleleng itu tidak mau tinggal diam dan menunggu program Pemerintah Kabupaten Buleleng. Dalam waktu dekat pria yang juga Wakil Ketua DPC Gerindra Buleleng itu berencana akan membuka semacam pelatihan bahasa asing atau kursus bahasa asing gratis di Buleleng.

Hal itu bentuk sumbangsih, kontribusi nyata dan ngayah pria kelahiran Banjar Bergong, Desa Poh Bergong, Kecamatan Buleleng 18 Agustus 1978 itu terhadap tanah kelahirannya. “Saya akan membuka kursus gratis dan mendatangkan pengajar dengan kemampuan berbahasa asing yang berbeda-beda. Saya ingin generasi muda di Buleleng fasih sejumlah bahasa asing sebagai salah satu bekal utama mereka bekerja di industri pariwisata,” ucap pria yang puluhan tahun sebagai tour guide dan kini owner Bali Angel Tour itu.

Ia juga mengajak para generasi muda untuk lebih menguasai dan mendalami pengetahuan kebudayaan Bali. Sebab untuk menjadi pramuwisata, hal tersebut sebagai modal vital dan salah satu syarat utama.

“Pemahaman budaya itu juga bisa menjadi nilai tambah ketika bekerja di sektor pariwisata lainnya. Tapi yang terpenting adalah bagaimana kita mencintai dan melestarikan budaya Bali yang merupakan roh dari pariwisata Bali,” pungkas lulusan Sarjana Hukum Universitas Mahasaraswati Denpasar itu yang juga kini tengah magang sebagai Legal Consultan di SWA Law Office.

Pewarta : Widana Daud

Editor     : Whraspati Radha