Foto: Bakal Calon Walikota Denpasar Dr. Anak Agung Ngurah Manik Danendra, S.H., M.H., M.Kn.,yang akrab disapa AMD (tengah) bersama Ketua DPD II Golkar Kota Denpasar Wayan Mariyana Wandira (kiri) didampingi Ketua Tim Pemenangan Togar Situmorang (belakang) saat di kediaman Plt. Ketua DPD Partai Golkar Bali Gde Sumarjaya Linggih.

Denpasar (Metrobali.com)-

“Lawan Kotak Kosong!” Kata-kata ini menjadi isu menarik dan perbincangan hangat jelang Pilkada Serentak di Bali pada tahun 2020 mendatang.

Dimana ada enam Kabupaten/Kota se-Bali yang akan menggelar pesta demokrasi ini yakni Kota Denpasar, Kabupaten Badung, Bangli, Karangasem, Jembrana dan Tabanan.

Dua daerah yang santer berhembus isu kemungkinan besar akan ada pertarungan melawan kotak kosong yakni Denpasar dan Badung.

Namun tidak tampaknya dengan Kota Denpasar  pasca muncul nama Tokoh asal Puri Tegal Denpasar, Pemecutan Dr. Anak Agung Ngurah Manik Danendra, S.H., M.H., M.Kn.

Tokoh yang akrab disapa Agung Manik Danendra (AMD) ini menegaskan siap maju sebagai bakal calon Walikota Denpasar. Bahkan AMD dikabarkan sudah mendapatkan restu dari Plt. Ketua DPD Partai Golkar Bali Gde Sumarjaya Linggih (Demer).

Langkah berani ini patut diapresiasi di saat kebanyakan tokoh partai politik dan tokoh Denpasar lainnya tiarap dan ibarat tak bernyali menghadapi bakal calon Walikota dari PDI Perjuangan yakni IGN Jaya Negara yang saat ini masih menjabat Wakil Walikota Denpasar.

“Saya tidak ingin demokrasi di Denpasar mundur atau jadi permainan dengan adanya calon boneka apalagi juga kalau sampai melawan kotak kosong,” kata AMD ditemui di Denpasar, Senin (30/9/2019).

Karenanya tokoh visoner yang juga dipanggil dengan sebutan Ratu Agung Ngurah Tegal Denpasar ini sudah meneguhkan diri ikut tarung di Pilwali Denpasar sebagai panggilan pengabdian kepada tanah kelahirannya Denpasar dan bentuk penghargaan atas demokrasi.

“Saya ingin berpartisipasi aktif membangun Kota Denpasar. Tentu saya harus ada dalam penyelenggara pemerintahan agar bisa maksimal berpartisipasi aktif menyejahterakan masyarakat Denpasar,” imbuh jebolan alumnus UGM Yogyakarta ini didampingi Ketua Tim Pemenangan Dr. (c) Togar Situmorang, S.H., M.H.,M.AP.

Seperti tidak mau main-main dengan komitmennya ngayah untuk Denpasar, tokoh Puri kelahiran Denpasar, 17 September 1972 yang juga berprofesi sebagai Notaris-PPAT (Pejabat Pembuat Akta Tanah) ini tak mau coba-coba.

Apalagi hanya berbekal “tangan kosong” atau sekadar “aji mumpung” ibarat “iseng-iseng berhadiah.” Melainkan ia sangat serius mempersiapkan konsep pembangunan Denpasar ke depan.

Bangun Denpasar AMD Berbekal Asta Marga

Selaku calon pemimpin yang visioner, AMD mengusung visi “Membangun Kota Denpasar yang Asri, Mandiri, Damai, (AMD) berwawasan Budaya dan Berintegritas”.

Pencapaian Visi dengan Misi “Asta Marga” atau delapan jalan “Membangun Kota Denpasar yang Asri, Mandiri, Damai, (AMD) berwawasan Budaya dan Berintegritas”.

“Berangkat dari kondisi Kota Denpasar saat ini sudah saya tuangkan visi misi bangun kota Denpasar dengan Asta Marga, delapan jalan menuju tujuan membangun Kota Denpasar,” tegas AMD yang meraih gelar Doktor Ilmu Pemerintahan di Universitas Ugama ini.

Pertama, mengadakan penataan lingkungan yang aman, sehat, dan rindang secara optimal berdasarkan ketentuan dalam RUTR. Kedua, meningkatkan kegiatan-kegiatan kepemudaan baik secara nasional maupun internasional.

Ketiga, mewujudkan keharmonisan masyarakat dengan konsep “Tri Hita Karana.” Keempat, meningkatkan prestasi dalam segala bidang keilmuwan dan olahraga.

Kelima, mendorong kreativitas masyarakat dalam segala bidang baik dalam bidang seni budaya dan ekonomi kreatif.
Keenam, mewujudkan pendidikan dan kebudayaan yang kuat, meluas, dan merata.

Ketujuh, menciptakan budaya hukum masyarakat yang beradab, jujur, dan bersih. Terakhir, meningkatkan profesionalisme dan akuntabilitas birokrasi Pemerintah Daerah dengan Clean Government dan Good Governance.

Sosok Berjiwa Sosial Tinggi, Peduli Budaya dan Umat

AMD sudah malang melintang di berbagai organisasi termasuk juga kenyang pengalaman di partai politik.

Sejak duduk di bangku kuliah AMD bergelut sebagai aktivis forum komunikasi mahasiswa kekaryaan tahun 1991, aktivis senat mahasiswa Universitas Udayana tahun 1992,  Ketua senat I Fakultas Hukum Universitas Udayana tahun 1994 dan lainnya.

AMD juga sempat dipercaya sebagai Manager Utama pada Koperasi Mahasiswa Universitas Udayana pada tahun 1995 dan Pengawas pada tahun 1996. Ia juga pernah mengikuti pertukaran mahasiswa teladan ke Jepang pada tahun 1995.

Dalam perjalanannya AMD pun terjun ke partai politik dengan menjadi Ketua I Partai PNI BK Provinsi Bali tahun 1999. Ia juga pernah tercatat mengikuti konvensi Partai Golkar untuk menjadi calon Wali Kota Denpasar
pada tahun 2005.

Lalu sebagai Ketua Ormas Perhimpunan Kebangsaan Provinsi Bali pada tahun
2006 ,sebagai cikal bakal berdirinya Partai Hanura.

AMD juga pernah diusung oleh Koalisi Bali Dwipa Gabungan beberapa partai politik Non
PDIP dan Golkar pada tahun 2007 untuk maju dalam Pilgub Bali tahun 2008.

Tokoh berjiwa sosial tinggi ini juga aktif di berbagai organisasi sosial, seni budaya dan keagamaan/keumatan.

Seperti mendirikan Pura Majapahit di Trowulan Mojokerto tahun 2000, mendirikan Yayasan Sosial Santa Bali Santi pada tahun 2003, dan menjadi Ketua Yayasan Mitra Peduli kanker tahun2007;

AMD juga merupakan pendiri Parahyangan Agung Prabhu Erlangga di Gunung Srawet tahun 2010 yang sampai sekarang dikenal dengan Pura Kahyangan Jagat Gunung Srawet yang disungsung/diusung oleh masyarakat Hindu Indonesia.

AMD juga aktif sebagai Penasehat Paiketan Pemangku Bali tahun 2010 hingga sekarang. Di bidang seni AMD pernah menjadi Pembina Adventure Documentary Festival, 2017.

Berkat dedikasi dan pengabdiannya, AMD meraih berbagai penghargaan di berbagai bidang. Seperti penghargaan setingkat Doktoral non academic dari ADF yang melahirkan seni budaya keraton nusantara dari sejarah budaya
Mataram Kuno Nusantara tahun 2017.

AMD juga inisiator mendeklarasikan Perang Puputan melawan Narkoba bertempat di keraton/ Puri Tegal Denpasar bersama Kepala BNN Komjen Drs. Budi Waseso dengan Kapolda Bali dan Gubernur Bali I Made Mangku Pastika pada Desember 2017. (dan)