Duet Nyanyi dengan Cokorda Pemecutan Saat Otonan Ketiga Cucu Raja

arjaya di puri pemecutan

DENPASAR (Metrobali.com)-

Ditengah kesibukannya menggelar safari politik dengan turun langsung menyerap aspirasi masyarakat, Calon Wali Kota (Cawali) Denpasar nomor urut 3, I Made Arjaya bersama istri Wawa Lin Arjaya, Kamis (5/11) malam lalu, mendapat kehormatan sebagai tamu istimewa pada otonan ketiga Putra dari AA Gde Ngurah Kertagama, AA Ngurah Syailendra di Puri Pemecutan.
Selain “Udeng Poleng, pada acara otonan ketiga cucu dari raja itu, juga hadir sejumlah tokoh politik Partai Nasional Demokrat (NasDem) AA Widiada, Sekretaris tim pemenangan Paket Arjaya-Sunasri (AS), AA Susruta (Partai Demokrat),dan ratusan keluarga puri.
Dipuput oleh Ida Pedanda Narendra dari Griya Telabah Denpasar, pada acara otonan ketiga juga digelar ritual dan pertunjukan sakral “Wayang Sapu Leger”.
Sedangkan masih serangkaian dengan otononan ketiga, mantan ketua komisi 1 DPRD Bali dua periode itu juga didapuk untuk berduet dengan Cokorda Pemecutan. Sebagai sahabat, Arjaya dan Cokorda membawakan lagu berjudul “Ayah” ciptaan Rinto Harahap. Saat membawakan lagu dari pendiri grup band The Mercy’s, itu keduanya tampak menghayati. “Undangan ini adalah kehormatan bagi saya dan keluarga. Pilihan lagu Ayah yang saya pilih bersama Cokorda adalah sebagai wujud dan penhargaan serta ketauladanan kami terhadap sosok Ayah,”ujar cawali yang mengusung visi dan misi “Menuju Perubahan Denpasar Pagi Bersih Malam Terang dan Mewujudkan Denpasar sebagai Kota Taman yang Mandara” ini.
Selain itu, putra dari salah satu tokoh yang juga sesepuh PDIP asal Sanur, Almarhum Nyoman Lepug ini juga menambahkan, dalam acara itu, Arjaya oleh Cokorda Pemecutan juga diperkenalkan kepada keluarga puri. “Tentu ini adalah kehormatan yang sangat besar bagi kami, beliau berkenan memperkenalkan kami selaku cawali Denpasar,”tegasnya.
Sementara itu, usai menghadiri otonan, pagi kemarin (6/11), AS bersama tim pemenanngan kembali menggelar kampanye damai di dua pasar yakni Pasar Nyanggelan Desa Adat Panjer dan Pasar Renon. “Pada intinya kami akan terus menyerap aspirasi sebagai bentuk inventarisasi persoalan yang terjadi di masyarakat sebagai bekal kami jika nantinya kami diizinkan terpilih untuk memimpin Denpasar,”pungkasnya. RED-MB