tolak-isis1

Cilacap (Metrobali.com)-

Sekitar 100 spanduk yang berisi penolakan terhadap paham “Islamic State of Iraq and Syria” dipasang sejumlah kelompok masyarakat di beberapa sudut Kota Cilacap, Jawa Tengah, untuk mendukung keutuhan NKRI.

Dari pantauan Antara di Cilacap, Senin (13/4), spanduk-spanduk itu terpasang di halaman perkantoran maupun sekolah serta beberapa ruas jalan maupun gang.

Bahkan, sebuah spanduk bertuliskan “Nelayan Siap Mempertahankan NKRI! NKRI Yess!!! ISIS No!!!” terpasang melintang di atas jalan menuju Dermaga Wijayapura (tempat penyeberangan khusus Pulau Nusakambangan, red.) Cilacap.

Ketua Dewan Pimpinan Cabang Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Cilacap Indon Tjahjono mengatakan bahwa pemasangan spanduk di jalan menuju Dermaga Wijayapura itu dilakukan oleh rukun nelayan.

“Pemasangan spanduk juga dilakukan di perkampungan-perkampungan nelayan seperti Kebonsayur dan Jalan Pemintalan. Kalau kami sendiri memasang di Kantor DPC HNSI Cilacap,” katanya.

Menurut dia, pemasangan spanduk tersebut sebagai bentuk penolakan terhadap paham ISIS demi tegaknya NKRI dan Pancasila.

“Itu sudah menjadi komitmen seluruh anak bangsa, tidak hanya nelayan. Apalagi dalam pemberitaan, ISIS sudah mulai melakukan perang urat saraf mau menyelamatkan Abu Bakar Ba’syir yang dipenjara di Nusakambangan,” katanya.

Oleh karena itu, kata dia, nelayan sebagai bagian dari anak bangsa, siap membela keutuhan NKRI dan tegaknya Pancasila.

Saat dihubungi dari Cilacap, Kepala Divisi Pemasyarakatan Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Provinsi Jawa Tengah Yuspahruddin mengatakan bahwa pihaknya tidak mempermasalahkan spanduk itu selama pemasangannya di luar Dermaga Wijayapura.

“Enggak masalah, mungkin spanduk itu sebagai wujud ekspresi masyarakat. Malah bagus, membantu kita,” katanya.

Disinggung mengenai video tentang seorang anggota ISIS yang mengancam akan membebaskan terpidana kasus terorisme Abu Bakar Ba’asyir yang mendekam di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Pasir Putih dan Aman Abdulrahman di Lapas Kembang Kuning Nusakambangan, dia mengatakan bahwa pihaknya telah bekerja sama dengan aparat keamanan untuk mengantisipasi ancaman tersebut.

Menurut dia, pihaknya juga telah membatasi jumlah pembesuk Abu Bakar Ba’asyir dan terpidana kasus terorisme lainnya.

Ia mengatakan bahwa pihaknya tidak menutup kemungkinan akan lebih memperketat atau menyeleksi pembesuk terpidana kasus terorisme karena di Nusakambangan terdapat sekitar 60 terpidana kasus terorisme yang tersebar di sejumlah lapas.

“Paling banyak di Pasir Putih, ada 38 orang,” katanya.

Sebuah video berjudul “News Salim Mubarok Abu Jandal Daulah Islamiyyah” yang berdurasi tiga menit lima detik sempat beredar di situs Youtube dan sejak Kamis (9/4) sore sudah tidak dapat diakses lagi.

Video tersebut berisi orasi seorang anggota ISIS asal Indonesia yang menggunakan sebo (penutup kepala) warna hitam dan berpakaian loreng serta berlatar belakang pantai.

Dalam orasinya, anggota ISIS itu mengancam akan membebaskan Abu Bakar Ba’asyir dan Aman Abdulrahman yang berada di Nusakambangan. AN-MB