Foto: Anggota Komisi IV DPR RI AA Bagus Adhi Mahendra Putra (Gus Adhi) menyerahkan bantuan 218 paket sembako kepada Satgas Gotong Royong Banjar Anyar Kaja, Desa Adat Kerobokan.

Badung (Metrobali.com)-

Anggota Komisi IV DPR RI AA Bagus Adhi Mahendra Putra (Amatra) terus bergerak memberikan dukungan kepada Satgas Gotong Royong di Desa Adat untuk mempercepat penanganan pandemi virus Corona atau Covid-19.

Kali ini Minggu (28/6/2020), Anggota Fraksi Golkar DPR RI Dapil Bali yang akrab disapa Gus Adhi ini memberikan bantuan 218 paket sembako kepada Satgas Gotong Royong Banjar Anyar Kaja, Desa Adat Kerobokan, Kabupaten Badung.

“Kami ingin terus memberikan semangat dan dukungan kepada Satgas Gotong Royong di Bali dan desa adat yang juga ikut berada di garda terdepan mencegah dan memutus mata rantai penyebaran Covid-19,” kata Gus Adhi usai penyerahan bantuan.

Anggota Komisi IV DPR RI yang membidangi pertanian, lingkungan hidup, kehutanan dan kelautan ini tak lelah untuk mengingatkan dan mengajak bahwa salah satu “jurus ampuh” dan kekuatan bangsa ini menghadapi dan melewati pandemi adalah spirit gotong royong.

“Pandemi virus Corona atau Covid-19 adalah masalah bangsa Indonesia bahkan dunia yang membutuhkan kebersamaan sebagai sebuah bangsa dengan spirit gotong royong yang kuat,” tegas Gus Adhi.

Ia lantas mengapresiasi kekuatan gotong royong yang ditunjukkan Satgas Gotong Royong di Desa Adat seperti juga tampak di Satgas Gotong Royong Banjar Anyar Kaja, Desa Adat Kerobokan ini yang tak lelah terus totalitas menunjukkan dedikasi dan pengabdian memerangi Covid-19 di wilayahnya.

Di  sisi lain penerapan protokol New Normal (Normal) baru dengan membuka berbagai aktivitas utamanya perekonomian juga tetap menuntut kedisiplinan dan rasa empati serta kekuatan gotong royong.

“Mari kita tetap disiplin kedepankan protokol kesehatan New Normal, kuatkan spirit gotong royong, Tat Twam Asi atau empati dalam hadapi pandemi ini, maupun saat memasuki New Normal,” tegas politisi Golkar asal Kerobokan, Badung ini.

Gus Adhi menjelaskan Tat Twam Asi adalah ajaran moral yang bernafaskan ajaran agama Hindu. Sederhananya pada tataran sosial Tat Twam Asi diartikan bahwa “kamu adalah aku, aku adalah kamu.”

Ajaran ini menekankan bahwa manusia sama posisinya untuk saling menghormati, saling menyayangi dan saling menghargai.

Tat Twam Asi mengajarkan agar kita mampu merasakan penderitaan orang lain sebagai penderitaan kita sendiri (empati) sehingga manusia tergerak untuk tulus membantu sesama.

Maksud yang terkandung dalam ajaran Tat Twam Asi ini “ia adalah kamu, saya adalah kamu, dan semua makhluk adalah sama” sehingga bila kita menolong orang lain berarti juga menolong diri kita sendiri.

“Lihat diri orang lain sebagaimana kita melihat diri kita. Susahnya orang lain, susahnya kita. Sehatnya kita artinya tidak juga sehatnya orang lain. Deritamu Deritaku, Sehatku Sehatmu.  Ini penting kita resapi untuk menghadapi pandemi Covid-19 ini,” papar Gus Adhi.

Ia juga menambahkan nilai-nilai Tri Hita Karana juga harus tetap jadi acuan menjalani hidup baru di era New Normal. Yakni adanya keseimbangan atau keselarasan hubungan manusia dengan Tuhan (Parahyangan), sesama manusia (Pawongan) dan manusia dengan alam (Palemahan).

“Menjalankan Tri Hita Karana adalah wujud menjaga keberlangsungan bangsa. Apalagi filosofi Tri Hita Karana yang dimiliki masyarakat Bali sudah diakui dan diapresiasi dunia,” pungkas Anggota DPR RI dua periode ini. (dan)