nyoman gunarsa

Denpasar (Metrobali.com)-

Seni lukis klasik Bali perlu dilestarikan dan dikembangkan keberadaannya sebagai warisan budaya karena memiliki peran yang strategis dalam pengembangan kebudayaan nasional.

“Seni lukis klasik Bali representasi multi-karakter ideal, yakni konfigurasi bangunan karakter yang dicita-citakan terkonstruksi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,” kata pendiri dan pengelola Museum Seni Lukis Klasik Bali Dr (HC) I Nyoman Gunarsa di Denpasar, Senin (15/9)

Ia mengatakan, bangun representasi karakter bangsa Indonesia yang tercermin dalam seni lukis Klasik Bali selama ini sangat kokoh di tengah jaringan relasi lokal, nasional, dan internasional.

Oleh sebab itu mantan dosen Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta menggagas dan mengakselerasi kebangkitan Seni Lukis Klasik Bali dari Bali meng-Indonesia dan mendunia. “Enam pilar dibangun dan dikuatkan dari bumi historik kabupaten Klungkung, Bali sejak tahun 1994 di akhir abad XX melalui pembangunan Museum Seni Lukis Klasik Bali di desa Banda, Banjarangkan, Klungkung, Bali,” ujar Gunarsa.

Dalam kurun waktu dua dasawarsa (1994-2014) Nyoman Gunarsa mengkonstruksi dan aktivitas enam pilar revitalisasi seni lukis Klasik Bali dengan mendirikan Museum Seni Lukis Klasik Bali (SLKB) tahun 1994.

SLKB kemudian terintegrasi dengan Museum Seni Lukis Kontemporer Indonesia menjadi Museum Nyoman Gunarsa dan tahun 2013 melaksanakan pameran Seni Lukis Klasik Bali secara lokal, nasional , internasional.

Selain itu juga menyelenggarakan The First Internasional Festival of Classical Balinese Painting, 28 Juli-28 Oktober 2012, sekaligus merevitalisasikan, mensosialisasikan konsep klasikologi diranah ilmu humaniora, ujar Nyoman Gunarsa. AN-MB