patung bali

Denpasar (Metrobali.com)-

Seni kerajinan Bali memiliki karakteristik yang unik dan bertumpu pada kreasi manusia, sehingga sulit disaingi oleh produk lainnya yang menggunakan teknologi menggunakan skala ekonomi tinggi.

“Jadi pedagang maupun pengusaha kerajinan di Bali tidak khawatir akan membanjirnya produk sejenis asal Tiongkok belakangan ini,” kata Ni Made Setiawati, pedagang aneka kerajinan di kawasan Sukawati, Kabupaten Gianyat, Rabu (26/11).

Rasa percaya diri itu muncul berkat dari berbagai jenis barang buatan Tiongkok memiliki citra buruk sebagai produk yang murah dengan kualitas rendah, sehingga tidak begitu laku terjual di toko-toko yang ada di Pulau Dewata.

Pencitraan itu menyebabkan barang yang didatangkan dari Tiongkok tidak begitu laku di Bali, baik terhadap masyarakat maupun wisatawan mancanegara yang berlibur di Bali, tutur wanita baya itu yakin.

“Kami sebagai pengusaha kerajinan Bali yakin memiliki segmen, baik pasar maupun spesifikasi produk sehingga tidak takut masuknya barang dari Tiongkok atau negara kawasan ASEAN lainnya,” ujar Wayan Sugiarta pengusaha lainnya.

Ia yang juga seorang pematung asal Ubud, mengatakan pihaknya tidak terlalu takut soal persaingan dengan produk Tiongkok, karena barang yang didatangkan dari negeri Tirai Bambu itu berupa pakaian dan aneka barang imitasi.

Masyarakat Tiongkok tidak memproduksi kerajinan kayu atau lainnya seperti yang ada di masyarakat Bali, Tiongkok piawai meniru dan menggunakan bahan baku plastik, garmennya pun kualitasnya tidak bagus karena murah.

Sementara produk garmen Bali bervariasi meski harganya lebih mahal, dan akan mengupayakan hak paten untuk desain-desain lokal kerajinan atau lainnya di Bali, ujar Ni Made Setiawati menambahkan.

Garmen Bali memiliki pangsa pasar ekspor tersendiri, setiap bulan ada saja pengiriman ke negara kawasan Eropa, Australia dan Amerika Serikat, dalam jumlah yang semakin banyak sesuai pertumbuhan ekonomi global.

Sesuai catatan Disperindag Bali, realisasi ekspor aneka barang kerajinan dan industri kecil serta nonmigas lainnya menghasilkan devisa sebanyak 421,5 juta dolar AS selama Januari-Oktober 2014, naik 5,70 persen jika dibandingkan periode sama 2013 hanya 398,7 juta dolar.AN-MB