gambelan

Denpasar (Metrobali.com)-

Pengamat dan pelaku seni budaya Bali, Kadek Suartaya, SS Kar, MSi mengatakan, hampir semua banjar (dusun) di Bali memiliki perangkat gong kebyar sebagai media gamelan pengiring tari kebyar.

“Sekolah, kantor-kantor pemerintahan dan sanggar-sanggar seni pertunjukkan yang kian tumbuh subur juga memiliki instrumen gamelan yang berfungsi fleksibel,” kata Kadek Suartaya yang juga dosen Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar, Jumat (13/2).

Ia mengatakan, pementasan seni kebyar menjadi sebuah pertunjukkan favorit masyarakat Pulau Dewata sejak tahun 1960. Bahkan tidak sedikit pelaku seni tari tersohor karena kepiawaiannya membawakan tari kebyar tertentu.

“Ada yang namanya eksis sebagai penari Tarunajaya, Kebyar Duduk dan Panji Semirang dan ada identifikasi seorang wanita Bali yang postur tubuhnya langsing semampai dengan rambut panjang menjuntai seperti Oleg Tambulilingan,” ujar Kadek Suartaya.

Pementasan tari-tari kebyar di tengah masyarakat Bali memasuki tahun 1990-an agak meredup. Fenomena tergerusnya perhatian penonton terhadap seni kebyar juga dialami seni tontonan Bali yang sebelumnya digemari seperti drama gong, arja, dan sendratari.

Meskipun demikian lembaga pendidikan formal seni seperti Sekolah Menengah Kerawitan Indonesia (SMKI) yang kini sekolah menengah kejuruan (SMK) Negeri 3 Sukawati, Gianyar dan Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI) kini ISI Denpasar tetap konsisten mengajarkan dan menciptakan seni kebyar.

Suartaya menambahkan demikian pula sanggar-sanggar seni mulai menunjukkan kontribusi yang signifikan terhadap keberadaan seni tari, termasuk seni kebyar.

Memasuki tahun 2000-an, seni kebyar kembali bergairah, sanggar-sanggar seni mampu menelorkan penari-penari seni kebyar yang andal. Salah satu pemicu menetasnya generasi muda unggul seni kebyar adalah lomba-lomba tari yang berlangsung secara berkelanjutan di Pulau Dewata.

Lomba-lomba tari yang digelar di bale banjar hingga di podium universitas itu mengkompetisikan seni kebyar, selain tari Baris, Jauk, dan Legong Keraton.

Dari arena tersebut seni kebyar teraktualisasi di tengah masyarakat, karena umumnya para penabuh sebuah sekaa gamelan mengenal dan mampu mengiringi tari Panji Semirang, Wiranata, Tarunajaya, Oleg Tambulilingan hingga tari Manukrawa dengan baik, ujar Kadek Suartaya. AN-MB