Foto: Rapat pembahasan cabor Taekwondo Bali untuk kembali masuk di Porsenijar 2020.

Denpasar (Metrobali.com)-

Cabang olahraga (cabor) Taekwondo di Bali  yang sebelumnya sempat dicoret dari keikutsertaan di Pekan Olahraga dan Seni Pelajar (Porsenijar) kini bisa kembali bernafas lega.

Plh Ketua Umum Ketut Sugiartha Taekwondo Indonesia (TI) Bali berhasil memimpin memperjuangkan cabor Taekwondo untuk kembali dipertandingkan pada Porsenijar tahun 2020.

Para altet pun menyambut antusias kabar gembira ini dan mereka kembali bergairah untuk meraih prestasi.

“Taekwondo akhirnya diputuskan kembali dipertandingkan pada Porsenijar tahun 2020. Ini kabar gembira untuk kita semua,” kata Sugiartha di Denpasar, Rabu (8/1/2020).

Hal itu disampaikan usai mengikuti  rapat pembahasan polemik Cabor Taekwondo nyaris tidak dipertandingkan dalam Porsenijar 2020 antara Dinas Pendidikan Pemuda Olahraga (Disdikpora) Provinsi Bali dengan TI, KONI yang difasilitasi Komisi IV DPRD Bali di Denpasar pada Senin (6/1/2020) lalu.

Keputusan ini tentu menjadi kabar gembira bagi para orang tua atlet, yang sebelumnya harap-harap cemas.

Ketua Komisi IV DPRD Bali, I Gusti Putu Budiarta mengatakan, rapat ini merupakan tindaklanjut dari pertemuan sebelumnya dengan pengurus TI Bali tentang pencoretan cabor taekwondo dari Porsenijar Bali. “Pada intinya kami ingin cabor taekwondo dimasukkan kembali ke Porsenijar. Jangan karena persoalan internal, atlet yang menjadi korban,” ujarnya.

Politisi PDIP asal Pedungan Denpasar ini juga menegaskan, dewan tidak akan mau ikut larut dalam polemik kepengurusan TI Bali, tetapi tetap memberikan perhatian pada atlet yang mengutamakan kepada pembinaan terhadap bibit atlet yang memiliki potensi dalam bidang keolahragaan.

Komisi IV hanya memastikan bagaimana seluruh pelajar ataupun bibit-bibit muda di Bali bisa ikut dalam setiap event olahraga yang diselenggarakan pemerintah, salah satunya Porsenijar. Budiarta juga menjamin kalau seluruh atlet-atlet muda yang berprestasi bisa tampil di Porsenijar.

Dalam kesemparan tersebut, Komisi IV DPRD Bali berpesan kepada pengurus olahraga, apabila ada persoalan segera diselesaikan supaya tidak berimbas pada pembinaan atlet.

“Kalau terjadi persoalan, DPRD Bali siap membantu mencarikan solusi dan jangan sampai mengorbankan atlet yang berprestasi hingga tidak bisa berlaga di setiap event olahraga,” harapnya.

Sementara itu, Secara tegas Kepala Disdikpora Bali, IKN Boy Jayawibawa mengatakan, cabor taekwondo tetap dipertandingkan dalam Porsenijar Bali 2020.

Menurutnya, Porsenijar masih dalam ranah pendidikan. Sehingga, Disdikpora memiliki kewenangan, apalagi pelaksanaan Porsenijar berjenjang, mulai dari kabupaten/kota hingga ke provinsi.

“Ketika di kabupaten itu mereka mewakili sekolah, bukan klub. Jadi mereka dibawah pengawasan guru sekolah. Kalau itu sampai klub masuk, salah besar. Sekarang masih ranahnya olahraga pendidikan,” tegas Boy seraya mengatakan, pihaknya telah melaporkan kebijakan itu kepada Gubernur Bali, Wayan Koster.

Sementara mengenai ada persoalan ditubuh Pengprov TI Bali, itu lain dimensi. ”Tapi yang kita tekankan bagaimana tidak mengorbankan anak-anak baik siswa ataupun pelajar. Pihaknya berharap jangan sampai, mengorbankan keinginan anak-anak yang memiliki potensi di bidang olahraga dipadamkan hanya karena kisruh internal.

“Kita memastikan cabor Taekwondo yang dicoret keikutsertaannya, akan kembali dipertandingkan pada Porsenijar 2020,” tegas Boy seraya menjelaskan, jika sampai tidak dipertandingkan maka akan berpengaruh pada jenjang selanjutnya, yakni di Popwil, Popnas dan yang lainnya, di mana para atlet tidak akan bisa bertanding hingga tiga tahun.

“Saya akan mengundang Dinas Olahraga Kabupaten/Kota untuk bersiap-siap melaksanakan Porsenijar 2020 yang rencanya berlangsung pada bulan Juni,” bebernya. Terkait surat pencoretan tersebut, pihaknya menduga itu adalah “terapi shock” dari Plt Dispora, Made Rentin agar kekisruhan di TI Bali cepat terselesaikan.

Di sisi lain, Ketua KONI Bali, Ketut Suwandi menyampaikan apresiasi atas keputusan yang diambil Disdikpora Bali. “Kami senang sekali dengan arahan dan kebijakan Kadisdikpora mengembalikan taekwondo ke dalam Porsenijar,” katanya.

Suwandi juga mengaku selama ini tidak pernah ikut campur dalam kekisruhan yang terjadi di kepengurusan taekwondo Bali. Karena, kata dia, itu bukan menjadi kewenangan KONI Bali. “Selama ini saya tidak banyak berbicara. Saya memilih diam,” akunya seraya mengatakan, pemerintah dan DPRD Bali adalah jantung dan nafas KONI Bali.

Sementara itu, Ketua Harian Pengprov TI Bali, Made Muliasa menyampaikan terima kasih atas keputusan dalam rapat ini. “Terimakasih telah dikembalikannya taekwondo ke dalam Porsenijar. Putusan ini menjadikan semangat keolahragaan kami tumbuh kembali. Mari kita bina keolahragaan agar mampu meraih prestasi,” harapnya. (dan)