acara seminar dharma duta

Seminar Dharma Duta yang digelar Institut Seni Indonesia Denpasar (ISI Denpasar)

Denpasar (Metrobali.com)-

Program Dharma Duta, terurai dalam Seminar Nasional Dharma Duta belum lama ini di ISI Denpasar yakni, mengupayakan terwujudnya masyarakat yang agamis, berperilaku luhur, menghindari faham radikal, ekstrim dan tidak toleran serta ekslusif dalam beragama. Hal tersebut terungkap pada seminar Dharma Duta yang digelar Institut Seni Indonesia Denpasar (ISI Denpasar) belum lama ini.

Selanjutnya, dalam konteks dharma duta itu, bertujuan membina masyarakat dalam meningkatkan pemahaman penghayatan dan pengamalan ajaran agama Hindu yang baik dan benar serta menghormati perbedaan keragaman kehidupan beragama melalui internalisasi ajaran agama yang inklusif. Disebutkan pula, bahwa kebutuhan mendesak bagi umat pada saat ini salah satunya adalah kebutuhan akan pembinaan agama ( Hindu).

Lebih jauh diungkap Made Awanita SAG MPd, bahwa lembaga Dharma Duta pada intinya ialah melakukan kegiatan kegiatan yakni melalui pembinaan tatap muka, langsung terjun ke masyarakat. “ Orientasi, sosialisasi workshop lokakarya, semiloka seminar, melalui media cetak, pertunjukan dan lainnya,” imbuhnya.

Hadir dalam seminar tersebut Gubernur Bali yang diwakili oleh Kadis Kebudayaan Propinsi Bali, Ketau Umum PHDI Pusat Sang Nyoman Suwisma, Rektor ISI Denpasar, Gde Arya Sugiartha dan jajaran lain dalam lingkup kepengurusan Agama Hindu se Bali serta tamu undangan lainnya.

Oleh narasumber I Wayan Suarjaya yang mengangkat makalah, Peranaan Desa Pakraman Dalam Menjaga Adat Budaya dan Agama Hindu di Bali, dikatakan, dari sekian peranan penting Desa Pakraman seperti di bidang sosial keagamaan sebagai implementasi Tri Hita Karana di bidang Parhyangan, yakni menajaga hubungan yang harmonis antara kerama dengan Tuhan melalui bidang upakara dan upacara keagamaan yang selalu dipikul bersama. “ Seperti pelaksaan piodalan di Pura, pelaksanaan hari raya keagamaan selalu ditopang oleh desa pakraman, dan lainnya,” jelasnya.

Oleh Ketua Umum PHDI Pusat Sang Nyoman Suwisma, yang intinya berharap melalui peranan Lembaga Dharma Duta, umat Hindu akan lebih terbantu. “ Untuk lebih menguatkan keimaman, semangat solidalitas, bersatu dalam keharmonsan, berkualitas dalam Sumber Daya Manusianya, dan kaitan lainnya,” tambahnya.

Oleh Ketut Murdana yang juga sebagai guru di Ashram Vrata Wijaya, bergelar Sri Hasta Dhala, mengatakan, betapa penting semua umat Hindu menyadari dirinya dalam kebhinekaan dan mematangkan diri dalam komunitas masing masing. “ Mematangkan adalah proses edukasi yang mesti dilakoni sebagai kewajiban yang tulus, serta sadar, bahwa tujuan hidup bukan menguasai yang lain, tetapi adalah kebebasan abadi,”ungkapnya.

Ditambahkan, ketika terjadi tekanan dan benturan, adalah persoalan egoist yang mesti disikapi dengan pengetahuan material dan pengetahuan suci. Bangkit bersama membangun masa depan yang penuh toleransi, Jiwa –jiwa toleransi inilah mesti dipupuk bersama, bukan menindas yang kecil. Sekecil apapun dia adalah ciptaan Tuhan yang memiliki hak yang sama di bumi ini. “ Tugas kewajiban inilah yang patut digali,dibangkitkan dan diemban bersama oleh Dharma Duta demi kemuliaan persaudaraan dan ketika itulah kemajuan serta kedamaian bersama akan terwujud,”tutupnya

Seminar sehari dengan tema Melalui Seminar Nasional Kita Maju Bersama Menuju Kejayaan Agama Hindu, juga diisi oleh workshop. Dimoderatori oleh Ketut Murdana, mantan PR 1 ISI Denpasar yang sekarang masih sebagai dosen senior ISI Denpasar, dengan narasumber Made Awanita, I Gusti Ngurah Sudiana, I Wayan Suarjaya, I Nyoman Marpa., dan ketua panitia,I Nyoman Parbasana. Diikuti oleh peserta antara lain dari Kanwil, Perguruan Tinggi, Ashram, Guru Agama Hindu, Penyuluh Agama, Yayasan, Desa Pakraman, dan tamu undangan lainnya dari Kabupaten dan Kota se -Bali. HP-MB