Panusunan Siregar-Kepala BPS Kalteng-DeTAK (1)

Denpasar (Metrobali.com)-

Badan Pusat Statistik (BPS) Bali menyatakan bahwa sektor perdagangan, hotel, dan restoran (PHR) menjadi penunjang utama perekonomian di provinsi setempat pada Triwulan IV-2013.
Kepala BPS Provinsi Bali Panusunan Siregar di Denpasar, Kamis, mengatakan bahwa pada Triwulan IV-2013, sektor PHR tumbuh sebesar 1,14 persen atau melambat jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang mencapai 2,42 persen.

“Melambatnya pertumbuhan ekonomi tersebut akibat peran sektor utama penunjang ekonomi Bali, di antaranya sektor PHR,” katanya.

Ia mengatakan PHR hanya tumbuh sebesar 0,44 persen setelah pada triwulan sebelumnya meningkat 2,86 persen.

Selain itu, katanya, di sektor angkutan juga melambat dengan pertumbuhan sebesar 1,14 persen, setelah pada triwulan sebelumnya tumbuh 3,45 persen.

Hal itu, katanya, saling memengaruhi perlambatan ekonomi pada Triwulan IV-2013, adalah sektor jasa-jasa yang mengalami kontraksi sebesar 0,09 persen, setelah pada triwulan sebelumnya tumbuh cukup tinggi mencapai 8,59 persen.

Panusunan Siregar mengatakan bahwa melambatnya sektor PHR akibat pertumbuhan subsektor hotel mengalami kontraksi sebesar 2,05 persen.

Dari tingkat penghunian kamar (TPK), katanya, menunjukkan bahwa pada Triwulan IV-2013, rata-rata TPK khususnya untuk hotel berbintang cenderung mengalami penurunan sebesar 2,54 persen.

Ia mengatakan bahwa TPK hotel non-bintang mengalami kenaikan sebesar 1,20 persen.

Demikian pula, katanya, kunjungan wisatawan mancanegara pada triwulan tersebut mengalami penurunan sebesar 4,35 persen jika dibandingkan dengan Triwulan III-2013.

Ia mengatakan untuk sektor angkutan dengan adanya Hari Raya Lebaran sehingga kegiatan mudik Lebaran berdampak terhadap melambatnya pertumbuhan sektor angkutan pada Triwulan III-2013.

Panusunan Siregar mengatakan bahwa dari data angkutan udara yang diperoleh untuk keberangkatan penumpang mengalami penurunan 2,38 persen, karena pada triwulan sebelumnya tumbuh 9,39 persen.

“Demikian pula dengan angkutan barang hanya tumbuh sebesar 0,59 persen setelah sebelumnya tumbuh sebesar 3,53 persen, sedangkan untuk sektor jasa-jasa, khusus untuk jasa pemerintah mengalami kontraksi, sebagai akibat menurunnya belanja pemerintah pusat,” katanya.

Ia mengatakan bahwa penurunan belanja pemerintah pusat mencapai 8,98 persen, sedangkan belanja pemerintah daerah tetap tumbuh sebesar 8,82 persen. AN-MB