Denpasar (Metrobali.com)-

Sektor perdagangan merupakan sektor terbesar yang menyerap kredit perbankan selain usaha jasa akomodasi pariwisata di Bali.

“Pinjaman perbankan itu sesuai dengan karakter perekonomian Bali banyak diserap sektor perdagangan dan pariwisata,” kata Deputi Direktur Perwakilan Bank Indonesia Wilayah III Suarpika Bimantoro di Denpasar, Sabtu (16/11).

Ia mengemukakan bahwa pinjaman yang disalurkan perbankan di Bali secara komulatif hingga triwulan II/2013 tercatat Rp44,7 triliun, sekitar Rp12,9 triliun atau 28,8 persen diberikan kepada pengusaha yang bergerak di bidang perdagangan.

Kemudian akomodasi pariwisata menerima kucuran dana hingga Rp5 triliun atau 11,2 persen.

“Tingginyan penyaluran kredit perbankan untuk kedua kegiatan produktif seiring dengan perkembangan sektor pariwisata yang menopang pusat-pusat bisnis yang tersebar di daerah ini,” ujarnya.

Bali yang menjadi destinasi kunjungan pariwisata dunia menerima kehadiran masyarakat internasional semakin banyak jumlahnya sehingga usaha akomodasi dan rumah makan semakin berkembang di sini.

Sesuai catatan jumlah kedatangan turis asing ke Bali hingga triwulan II/2013 sebanyak 765.958 orang atau mengalami pertumbuhan 13,62 persen (yoy) dan angka itu diharapkan mencapai tiga juta turis hingga akhir tahun 2013.

Menyinggung masalah tunggakan kredit di Bali, dalam kajian ekonomi regional Bali triwulan II-2013 disebutkan dalam kondisi aman bahkan pinjaman yang bermasalah berkurang dari periode sama tahun sebelumnya.

Jumlah pinjaman bermasalah di daerah ini hanya tercatat sekitar 0,54 persen atau berkurang dari periode sama tahun sebelumnya mencapai 0,61 persen, ini artinya para peminjam di daerah ini lancar.

Jumlah kredit perbankan tersebut yang direalisasikan di daerah ini, jauh lebih sedikit jika dibandingkan dana masyarakat yang diserap para pengusaha perbankan hingga triwulan II-2013 mencapai Rp57,8 triliun. AN-MB