panusunan siregar 1

Denpasar (Metrobali.com)-

Pekerja di Bali lebih banyak diserap dalam sektor informal sebanyak 1,18 juta orang atau 52,32 persen dari jumlah penduduk yang bekerja tercatat 2,27 juta orang hingga Agustus 2014.

“Sedangkan sisanya 1,09 juta orang atau 47,69 persen diserap dalam sektor formal,” kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali Panasunan Siregar di Denpasar, Sabtu (15/11).

Ia mengatakan, penduduk yang bekerja di sektor informal didominasi oleh mereka yang berusaha dibantu oleh buruh yang tidak tetap sebanyak 366.106 orang (16,11 persen) dan yang berusaha sendiri sebanyak 317.218 orang (13,96 persen).

Berdasarkan jam kerja terdapat sebanyak 1,75 juta orang (77,41 persen) bekerja 35 jam ke atas per minggu, sedangkan pekerja dengan jumlah jam kerja kurang dari 35 jam per minggu sebanyak 513.334 orang (22,59 persen).

Panasunan Siregar menjelaskan, Bali sebagai daerah tujuan pariwisata Indonesia cukup menarik bagi para pencari kerja, khususnya yang berasal dari luar Bali untuk mencoba mengadu nasib di Pulau Dewata.

Pariwisata yang menjadi motor penggerak perekonomian Bali menyediakan peluang kerja yang menjanjikan bagi penduduk Bali maupun daerah lainnya di Indonesia.

Meningkatnya jumlah penduduk tidak bisa lepas dari kenyataan tersebut yang pada gilirannya membawa berbagai persoalan ekonomi tersendiri, salah satunya masalah ketenagakerjaan.

Panasunan Siregar menambahkan, hasil survei angkatan kerja nasional Agustus 2014 menunjukkan keadaan ketenagakerjaan Pulau Dewata tergolong cukup baik. Hal itu terlihat dari tingginya jumlah penduduk yang bekerja serta rendahnya tingkat pengangguran.

Dari 3,09 juta penduduk usia kerja di Bali, 2,31 juta orang di antaranya sebagai angkatan kerja, atau tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) mencapai 74,91 persen.

Sementara itu sebanyak 776.122 orang lainnya tergolong sebagai bukan angkatan kerja, yakni mereka hanya memiliki kegiatan bersekolah dan mengurus rumah tangga, ujar Panasunan Siregar. AN-MB