sungai 1 (1)
Tabanan (Metrobali.com)-
Dalam rangka pembentukan dan pengembangan relawan sungai dan menciptakan jejaring atau komunikasi pinggiran sungai sebagai agen restorasi sungai, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tabanan melakukan sosialisasi gerakan nasional pengurangan resiko bencana kegiatan sekolah sungai. Kegiatan tersebut dibuka oleh Asisten II Sekda Kabupaten Tabanan I Wayan Miarsana Jumat(27/10) di Rumah Makan  Nami Rasa Penebel, Tabanan
 

Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Tabanan I Gusti Ngurah Made Sucita mengatakan gerakan nasional pengurangan resiko bencana dengan sekolah sungai, meliputi  sosialisasi, pembentukan dan pengembangan komunitas, sosialisasi dan desiminasi informasi, apel siaga dan aksi sekolah sungai serta workshop evaluasi dan tindak lanjut.” Sosialisasinya kita lakukan hari ini, tanggal 27 Oktober, pembentukan dan pengembangan komunitas selama 3 hari dari tanggal 14 hingga 16 nopember , sosialisasi dan desiminasi informasi mulai hari ini hingga 6 desember, apel siaga dan sekolah sungai rencananya tanggal  26 nopember, sedangkan tanggal 6 desember kita akan workshop evaluasi dan tindak lanjut,”jelasnya.
 

Ngurah Sucita melanjutkan untuk pelatihan khusus kepada relawan di sekitar sungai akan difokuskan pada relawan  di desa Dajan Peken, Desa Delod Peken dan relawan sungai di sebelah barat lapangan wagimin ,Jambe, Tabanan. “Relawan di desa inilah yang akan kami fokuskan, mereka akan dilatih bagaimana mengelola sungai,”ujarnya.
 

Dirinya juga menjelaskan bahwa Badan penanggulangan bencana daerah tidak hanya bekerja saat terjadi bencana, tapi bagaimana membangun kesiapsiagaan masyarakat terhadap potensi ancaman bencana serta menghindari terjadinya banyak korban yang sia-sia.” Tugas kami tidak hanya saat bencana, tapi bagaimana membangun kesiapsiagaan masyarakat terhadap ancaman bencana, sehingga tidak ada korban yang sia-sia,”ujarnya.

Sementara Bupati Tabanan dalam sambutannya yang dibacakan oleh asisten II Sekda Kabupaten Tabanan I Wayan Miarsana mengatakan dalam upaya penurunan indeks resiko bencana, program pengurangan resiko bencan terus digalakkan. Salah satunya dengan Gerakan sekolah sungai. Maka BNPB dan BPBD  perlu mensosialisasikan gerakan sekolah sungai tersebut.” Gerakan ini, sebuah proses pemberdayaan komunitas yang berfokus pada kegiatan partisipatif dalam melakukan kajian perencanaan, pengorganisasian, serta aksi untuk mewujudkan komunitas yang mampu mengelola dan mengurangi resiko bencana serta meningkatkan kwalitas hidup,”ucapnya.

Miarsana melanjutkan pelaksanaan sosialisasi gerakan nasional pengurangan resiko bencana  kegiatan sekolah sangat penting dalam rangka pembentukan dan pengembangan relawan sungai dan menciptakan jejaring atau komunikasi pinggiran sungai sebagai agen restorasi sungai dalam memperkuat dan mengembangkan gerakan pengurangaan resiko bencana.“ Dengan sekolah sungai ini,  diharapkan lahir orang-orang yang memiliki kemampuan  untuk memuliakan sungai, dan  dapat mengembalikan sungai kembali pada fungsinya,serta mampu menjadi garda terdepan dalam gerakan ini ”harapnya.
 

Oleh karena itu, dirinya mengajak semua pihak untuk turut serta dalam mensukseskan gerakan nasional pengurangan resiko bencana dengan kegiatan sekolah sungai ini. “ Mari kita bulatkan komitmen untuk mendukung gerakan ini. Sehingga dapat memberdayakan masyarakat dalam mengelola dan mengurangi resiko bencana, meningkatkan kwalitas hidup guna kemajuan pembangunan Tabanan yang Serasi, sejahtera, aman dan berprestasi,”tutupnya.
 

Selama tiga hari, relawan akan mendapat pembekalan dengan narasumber dari fasilitator nasional dan  daerah, Dinas PU PRPKP, Dinas Lingkungan Hidup dan dari Perusahaan Daerah ( PD) Dharma Santika Kabupaten Tabanan. PR-MB