sekolah smp

Bogor (Metrobali.com)-

Sejumlah sekolah di Kota Bogor, Jawa Barat bersedia untuk memajukan jam masuk sekolah menjadi lebih pagi dari baisanya yakni pukul 06.30 WIB.

“Kami sudah melakukan rapat dengan guru dan juga komite sekolah terkait jam masuk sekolah yang lebih awal, mulai bulan ini,” kata Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Kota Bogor, Syuaib, di Bogor, Senin (2/3).

SMP Negeri 1 yang terletak di Jalan Juanda tepatnya depan Istana Bogor merupakan salah satu sekolah yang siap memajukan jam masuk sekolah.

Menurut Syuaib memajukan jam masuk sekolah lebih awal untuk mendukung program pemerintah dalam menata transportasi mengatasi kemacetan terutama pada saat hari kerja.

“Kami sudah menginformasikan kepada Dinas Pendidikan dan DLLAJ terkait rencana kami memberlakukan perubahan jam masuk sekolah yang akan dimulai awal,” katanya.

Dikatakannya rencana perubahan jam masuk sekolah lebih awal telah dibahas dalam pertemuan dengan DLLAJ dan Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto, pihak sekolah dihimbau untuk mendukung program penataan kawasan pusat kota yakni Istana dan Kebun Raya Bogor.

“Karena Presiden Joko Widodo banyak berkantor di Istana Bogor jadi kita ingin berkontribusi agar menciptakan suasana di Kota Bogor yang aman lancar dan tidak macet,” kata Ia mengatakan selama ini SMP Negeri 1 menerapkan pola belajar enam hari sekolah dan jam masuk sekolah dimulai pada pukul 07.00 WIB.

Menurutnya dari segi pendidikan masuk sekolah lebih awal sangat baik bagi perkembangan anak-anak didik karena lebih mudah menyerap pelajaran.

“Berbicara proses pendidikan, membiasakan anak habis shalat subuh untuk langsung beraktifitas, ini tidak masalah karena dari segi daya serap pelajaran akan lebih bagus jika pagi hari,” katanya.

Biasanya lanjut Syuaib, walau jam masuk sekolah pukul 07.00 WIB, namun para siswa SMP Negeri 1 sudah datang lebih awal yakni jam 06.00 WIB.

“Kami juga memberikan toleransi kepada siswa yang rumahnya jauh seperti di Sentul, Bojong dan Cibinong. Mereka tidak akan langsung kita berikan sanksi jika terlambat, tetapi akan kita berikan arahan agar lebih memotivasi diri tidak datang terlambat,” katanya.

Syuaib menambahkan dengan berubahnya jam masuk sekolah lebih awal menjadi 06.30 WIB, tetapi jam pelajaran siswa dimaksimalkan dari tujuh jam menjadi delapan jam selama lima hari sekolah.

“Untuk menghindari terjadinya kemacetan saat jam pulang dan pergi sekolah, orang tua dihimau agar pada saat pergi anaknya dianjurkan menggunakan angkutan umum, dan diperbolehkan dijemput pada saat pulang sekolah,” kata Syuaib.

Syuaib menambahkan pihak sekolah juga akan menerapkan pengurangan hari sekolah dari enam hari menjadi lima hari, sehingga mulai bulan Maret ini siswa hanya akan bersekolan selama lima hari dan mendapat libur dua hari yakni Sabtu dan Minggu.

Selain itu, pihak orang tua juga diminta tidak parkir di pinggir jalan pada saat menjemput anak sekolah agar tidak terjadi kemacetan yang disebabkan oleh aktivitas antar jemput sekolah.

“Siswa dan orang tua diminta saling koordinasi agar saat menjemput tidak terlalu lama menunggu. Begitu dijemput sudah langsung naik tanpa harus parkir,” katanya.

Rencana memajukan jam pelajaran sekolah juga akan diberlakukan oleh SMA Negeri 1 Bogor yang berada di samping SMP Negeri 1. Pihak orang tua siswa sudah mendapatkan informasi terkait dua rencana tersebut.

Menurut Hesti (40) orang tua siswa SMA Negeri 1, tidak keberatan jika jam masuk sekolah dimajukan lebih awal dan berkurangnya jumlah hari sekolah menjadi lima hari.

“Kita orang tua tidak masalah ya, karena kita muslim sudah biasa bangun subuh. Rasanya tidak keberatan anak harus berangkat lebih awal, karena ini juga bagus untuk kegiatan belajar lebih awal lebih segar gampang menyerap pelajaran, ini juga mengajar kedisiplinan,” katanya.

Hesti juga sangat mendukung adanya pengurangan hari sekolah menjadi lima hari, karena ia memiliki waktu lebih banyak untuk belibur bersama anak-anak dan membuat anak akan lebih semangat lagi untuk belajar di hari Seninnya.

“Senang kalau Sabtu anak-anak libur sekolah jadi lebih sering punya waktu dengan anak-anak. Anak-anak juga punya waktu penuh untuk istirahat, dan semangat untuk sekolah di hari Seninnya,” kata dia.

Kepala Dinas Pendidikan Edgar Suratman mengatakan pemajuan jam masuk sekolah tidak terkait dengan adanya keberadaan aktivitas Presiden Joko Widodo di Istana Bogor.

“Pemajuan jam masuk sekolah lebih awal yakni jam 06.30 WIB sudah dimulai sejak awal Januari lalu, sedangkan Presiden Joko Widodo berkantor di Istana Bogor mulai pertengahan Februari,” kata Edgar.

Ia mengatakan sudah ada 13 SMA dan SMK di Kota Bogor yang menerapkan jam masuk sekolah lebih awal dari biasanya, dan kebijakan tersebut dijalankan atas dasar kesiapan masing-masing sekolah, sedangkan bagi yang belum siap tidak harus memaksakan diri.

“Pemajuan jam masuk sekolah sifatnya hanya himbauan dan tidak ada unsur paksaan,” katanya.

Menurut Edgar, kebijakan jam masuk sekolah lebih pagi sudah lama diwacanakan seiring dengan rencana pengurangan jumlah hari sekolah menjadi lima hari karena adanya penambahan waktu belajar satu hingga satu setengah jam setiap harinya. AN-MB