PBB, New York, (Metrobali.com) –

Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon “sangat terganggu” oleh laporan yang mengejutkan mengenai serangan mematikan terhadap rombongan pengungsi di Wilayah Lugansk, Ukraina Timur.

Pemimpin PBB tersebut “mendesak semua pihak agar menghormati peraturan yang mengatur status orang yang kehilangan tempat tinggal di dalam negeri (IDP) mereka dan pengungsi serta memungkinkan jalan aman buat setiap orang yang berusaha meninggalkan daerah operasi militer aktif,” Juru Bicara Ban, Stephane Dujarric, dalam taklimat harian di Markas PBB, New York, “Peristiwa tragis membuat gencatan senjata jadi mendesak dan penyelesaian diplomatik jadi lebih nyata,” kata Dujarric, sebagaimana dikutip Xinhua –yang dipantau Antara di Jakarta, Selasa pagi. Ia menambahkan Ban telah meminta Wakil Sekretaris Jenderal Urusan Politik Jeffrey Feltman agar kembali ke Ibu Kota Ukraina, Kiev, pekan ini.

Satu rombongan pengungsi diserang pemboman gencar pada pukul 09.40 waktu setempat (13.40 WIB) di dekat desa Novoselovka dan Khryashchevato, tak jauh dari daerah tempat tentara Ukraina sedang memerangi gerilyawan yang menginginkan kemerdekaan, kata juru bicara militer Ukraina pada Senin pagi.

Puluhan warga sipil, termasuk anak ecil, telah tewas dalam serangan tersebut.

Para pejabat Ukraina menuduh gerilyawan sebagai pelaku serangan mematikan itu. Namun, Andrei Purgin, Wakil Perdana Menteri Republik Rakyat Donetsk –yang memproklamasikan diri secara sepihak, membantah tuduhan tersebut.

Sedikitnya 2.000 orang telah tewas sejak tentara pemerintah melancarkan serangan terhadap gerilywan di Wilayah Lugansk dan Donetsk di bagian timur negeri tersebut pada pertengahan April.

Konflik empat-bulan itu juga telah membuat lebih dari 300.000 warga sipil kehilangan tempat tinggal, kata PBB.

(Ant) –