PBB, New York (Metrobali.com) –

Dalam pembukaan sidang Komisi PBB tentang Perempuan 2014, Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon, Senin (10/3), menyerukan diakhirinya ketidak-setaraan gendera.

Sekretaris Jenderal PBB itu mengatakan penghapusan ketidak-setaraan gender menjadi pusat untuk mewujudkan Sasaran Pembangunan Milenium (MDGs) dan keberhasilan agenda pembangunan pasca-2015.

“Kita tak bisa mewujudkan dunia yang bermartabat untuk semua sampai kita mengkhiri ketidak-setaraan gender dalam semua bentuknya,” kata Ban kepada peserta Sidang Ke-58 Komisi mengenai Status Perempuan (CSW) –yang diselenggarakan di Markas PBB, New York, AS, dan dijadwalkan berakhir pada 21 Maret.

“Makin banyak anak perempuan bersekolah, tapi kita jauh dari mengakhiri kesenjangan gender pada semua tingkat pendidikan,” katanya. Ia menyoroti jurang pemisah gender sangat mencolok di kalangan warga desa dan bagi orang cacat, suku asli dan kelompok lain yang tersingkirkan.

Ban mengatakan PBB terikat komitmen untuk membantu pemerintah menyediakan pendidikan kualitas layanan kesehatan reproduksi yang juga sangat kurang diperoleh oleh banyak perempuan dan gadis remaja.

“Kematian anak turun drastis, tapi terlalu banyak anak masih meninggal secara tak perlu sebelum mereka berusia lima tahun,” kata Ban, sebagaimana dikutip Xinhua –yang dipantau Antara di Jakarta, Selasa pagi. “Jumlah perempuan yang meninggal setiap tahun akibat hamil dan melahirkan telah merosot sampai hampir separuh, tapi terlalu banyak perempuan masih meninggal setiap hari akibat penyebab yang berkaitan dengan kehamilan.” Pemimpin PBB itu juga menyampaikan perlunya untuk menyediakan kebersihan yang memadai dan diakhirinya orang buang air di tempat terbuka, tindakan yang berkaitan dengan salah satu tantangan terbesar saat ini bagi MDGs.

Lebih dari 2,5 juta orang tak memperoleh manfaat dari kebersihan yang memadai, dan hampir separuh dari orang itu buang hajat di tempat terbuka, kata PBB.

Instalasi kebersihan yang layak akan sangat mengurangi kesehatan yang buruk dan polusi lingkungan hidup serta juga meningkatkan keselamatan pribadi perempuan dan gadis remaja –yang seringkali menghadapi resiko pelecehan seksual akibat kurangnya toilet yang bersih dan aman, kata Ban.

Di dalam pidatonya, Sekretaris Jenderal PBB tersebut juga kembali menyampaikan seruannya kepada kaum pria dan anak lelaki agar mendukung hak asasi putri, saudari dan ibu mereka.

Pada malam Hari Perempuan Internasional, yang diperingati pada 8 Maret, PBB meluncurkan gagasan “He for She” –yang mendesak lelaki dan anak lelaki agar bangkit.

“Pria dan anak lelaki memiliki peran penting,” kata Ban, yang menyatakan ia telah mendirikan jaringan kerja para pria pemimpin untuk berbicara lantang guna menentang kekerasan terhadap perempuan.

Pertemuan CSW tahun ini diadakan sebelum peringatan ke-20 Konferensi Dunia mengenai Perempuan –yang diadakan di Beijing pada 1995. Landasan bagi Tindakan dan Deklarasi Beijing, yang disahkan dengan suara bulat oleh 189 negara dalam konferensi tersebut dipandang sebagai gokumen kebijakan penting global mengenai kesetaraan gender. Dokumen itu menangani bidan penting seperti perempuan dan kemiskinan, kekerasan terhadap perempuan dan hak asasi perempuan. (Ant/Xinhua-OANA)