PBB, New York (Metrobali.com) –

Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon, Senin (23/12), mengatakan persiapan bagi Konferensi Jenewa II “dilancarkan”, dan menyeru semua pihak yang terlibat dalam konflik Suriah agar memperlihatkan keinginan untuk “jalan bagi masa depan baru”.

“Perundingan akan sulit, tapi tanpa itu, hanya ada pertumpahan darah dan kekecewaan yang membayang,” kata Ban dalam taklimat di Markas PBB di New York, Amerika Serikat.

“Kami berada dalam jalur untuk menyelenggarakan konferensi itu pada 22 Januari tahun depan,” katanya. “Saya mengandalkan mereka yang memiliki pengaruh agar mendorong semua pihak di Suriah untuk datang ke konferensi tersebut dengan keinginan serius guna mengakhiri perang dan menyepakati peralihan damai.” Konferensi itu akan diselenggarakan di Swiss dalam dua kelompok, dan pertemuan pembukaan diadakan di Montreux pada 22 Januari 2014. Lalu pembicaraan dipindahkan pada 24 Januari ke kantor PBB di Jenewa.

Itu akan menjadi peristiwa dimana untuk pertama kali Pemerintah Suriah dan oposisi bertemu di meja perundingan sejak konflik tersebut meletus pada Maret 2011.

Tujuan konferensi itu akan mencapai penyelesaian politik bagi konflik tersebut melalui kesepakatan menyeluruh antara pemerintah dan oposisi bagi penerapan penuh Komunike Jenewa, yang disahkan setelah pertemuan internasional pertama mengenai masalah itu pada 30 Juni 2012. Komunike tersebut menyerukan pembentukan pemerintah peralihan yang akan menyelenggarakan pemilihan umum.

Menurut PBB, undangan ke konferensi itu meliputi PBB, kelima anggota tetap Dewan Keamanan –Amerika Serikat, Inggris, Prancis, Rusia dan China, Negara Liga Arab, Uni Eropa, Organisasi Kerja Sama Islam dan 26 negara lain, kata Xinhua –yang dipantau Antara di Jakarta, Selasa pagi.

Mengenai masalah keikut-sertaan Iran, Sekjen PBB tersebut mengatakan Iran dapat memainkan peran sangat penting dan mesti terikat komitmen pada hasil Konferensi Jenewa II. (Ant/Xinhua-OANA)