PBB (Metrobali.com) –

Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki -moon, Selasa, memperingatkan bahwa Rapublik Afrika Tengah yang dikoyak konflik itu dapat terbagi dua, seraya terus mendesak masyarakat global untuk berbuat lebih banyak guna mencegah aksi kekejaman lebih lanjut di sana.

“Kebrutalan sektarian mengubah demografi negara itu,” kata Ban Ki -moon kepada wartawan.

“Perpecahan de facto dari Republik Afrika Tengah adalah resiko yang nyata.” Negara miskin bekas jajahan Prancis itu masuk dalam kekacauan Maret lalu setelah kelompok gerilyawan menggulingkan pemerintah, yang memicu kekerasan Kristen – Muslim yang mematikan yang telah membuat satu juta orang mengungsi.

“Reaksi internasional belum sesuai dengan keseriusan situasi,” kata Ban.

“Kami harus berbuat lebih banyak untuk mencegah lebih banyak kekejaman, melindungi warga sipil , memulihkan hukum dan ketertiban , memberikan bantuan kemanusiaan dan menjaga kesatuan negara.” Saat ini ada sekitar 5.400 pasukan MISCA pimpinan Uni Afrika di lapangan dan pasukan itu diperkirakan akan mencapai jumlah 6.000 pada bulan Maret.

Prancis telah mengerahkan 1.600 tentara, sementara Amerika Serikat menyediakan dukungan logistik.

Uni Eropa, sementara itu, telah berjanji untuk mengerahkan 500 tentara ke ibukota Bangui pada awal Maret.

“Reaksi internasional harus kuat – dengan penyebaran kekuatan yang kredibel,” katanya.

“Saya … terus mendesak masyarakat internasional untuk mendukung Uni Afrika dan MISCA saat ini,” tambahnya sambil meminta Uni Eropa untuk ” mempercepat pengerahan operasi militernya . ” Desakan ini muncul sehari setelah Ban Ki-moon berbicara dengan Menteri Luar Negeri Prancis Laurent Fabius untuk meningkatkan jumlah pasukan Eropa dan Afrika .

Ban mengatakan ia akan menindaklanjuti hal itu dengan Fabius pada Selasa.

Edmond Mulet, asisten sekretaris jenderal PBB untuk operasi penjaga perdamaian, akan melakukan perjalanan ke Republik Afrika Tengah itu pekan ini guna berkonsultasi dengan perwakilan Uni Afrika untuk membahas peluang mengubah MISCA menjadi operasi penjaga perdamaian PBB , kata Ban.

“Tetapi bahkan jika perubahan terlihat semakin diperlukan, hal itu akan membutuhkan waktu yang lama untuk terwujud,” tambahnya .

Pada Selasa , Menteri Pertahanan Prancis Jean – Yves Le Drian menyeru pengerahan pasukan internasional untuk mengakhiri serangan brutal oleh gerilyawan — “dengan kekerasan jika diperlukan”. (Ant/AFP)