Dhaka (Metrobali.com)-

Polisi Bangladesh menahan ratusan pendukung oposisi, kata pihak berwenang Sabtu, sementara hubungan ibu kota Dhaka dengan daerah lain negara itu putus sehari menjelang satu unjuk rasa yang bertujuan untuk menggagalkan pemilu 5 Januari.

Lebih dari 750 orang ditahan dalam dua hari belakangan ini dalam satu tindakan keras terhadap para pendukung oposisi, kata para perwira polisi kepada AFP.

Ratusan ribu pendukung oposisi diperkirakan akan turun ke ibu kota itu Ahad untuk memprotes pemilu yang kontroversial itu.

Tindakan itu dilakukan setelah pemimpin oposisi Khaleda Zia Jumat berikrar akan tetap melakukan unjuk rasa kendatipun ada satu larangan polisi bagi aksi protes karena khawatir akan terjadi kerusuhan.

Bus tujuan Dhaka dan kapal-apal feri tidak beroperasi karena para operator menghentikan operasi pelayanan mereka setelah ada perintah-perintah dari pemerintah, yang berusaha mencegah unjuk rasa itu, yang mengaku hal itu dapat menimbulkan aksi kekerasan yang luas.

Polisi dan pasukan keamanan telah memeriksa rumah-rumah para pendukung oposisi dan memeriksa kereta-kereta api untuk menangkap para pendukung oposisi, kata para perwira aparat keamanan itu kepada AFP.

Dari lebih dari 750 orang ditahan, sekitar 200 pegiat oposisi ditahan di ibu kota, kata polisi.

Polisi melakukan penahan “untuk mencegah aksi-aksi kekerasan dan sabotase-sabotase” menjelang protes oposisi, kata juru bicara kepolisian Dhaka Masudur Rahman kepada AFP.

Lebih dari 550 orang ditahan dekat ibu kota itu sebagai tindakan preventif menjelang unjuk rasa itu, kata para pejabat di ruang kendali kepolisian di seluruh Bangladesh kepada AFP.

Setidaknya 97 penumpang ditangkap dari kereta api tujuan Dhaka di distrik Tangail,utara setelah polisi memeriksa mereka karena dituduh menyerang polisi dalam bulan-bulan belakangan ini.

“Mereka sedang diperiksa karena dicurigai punya hubungan dengan kelompok garis keras,” kata komandan polisi distrik itu S.M Tanvir kepada AFP.

Oposisi, yang memboikot pemilu itu, mengatakan sekitar 500.000 orang akan turun ke ibu kota itu dalam protes, Ahad yang bertujuan untuk memaksa Perdana Menteri Sheikh Hasina membatalkan pemilu itu.

Polisi mengatakan mereka tidak memberikan persetujuan atas apa yang Zia sebut satu “Unjuk rasa bagi Demokrasi” di tengah-tengah adanya kekhawatiran protes itu akan menjadi satu titik api bagi kerusuhan lagi setelah berbulan-bulan aksi kekerasan politik yang menelan korban jiwa.

Sementara itu, para operator bus mengatakan pemerintah menghentikan pelayanan tujuan Dhaka sampai akhir unjuk rasa itu.

“Kami menangguhkan pelayan kami setelah perintah-perintah pemerintah itu,” kata Mohamamd Faruq Talukder, pemilik operator bus antar-kota terbesar negara itu Sohag Motors, kepada AFP.

Aksi kekerasan yang dipicu protes-protes terhadap pemilu dan peradilan terhadap para pemimpin oposisi yang dituduh terlibat kejahatan perang menewaskan setidaknya 273 orang tahun ini, yang menjadikannya terburuk sejak kemerdekaan negara itu tahun 1971. (Ant/AFP)