anak kuli Ilustrasi

Purwakarta (Metrobali.com)-

Sejumlah anak yang berusia sekolah menjadi kuli pabrik pembuatan batu bata dan genteng di wilayah Kecamatan Plered, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat.

Anak-anak berusia 13-16 tahun itu umumnya tidak sekolah, dan lebih memilih bekerja kasar di pabrik batu batu dan genteng di sekitar Desa Pamoyanan, Kecamatan Pelred.

Salah seorang anak, Jajang, setiap hari harus bekerja sebagai kuli di pabrik batu bata dan genteng, dengan memanggul tanah liat yang menjadi bahan baku produksi.

“Saya terpaksa harus bekerja dan tidak sekolah, untuk membantu orang tua dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari,” katanya, di Purwakarta, Sabtu.

Ia mengaku masih ingin sekolah bersama-sama dengan anak seusianya. Tetapi sayangnya, keluarga tidak bisa mencukupi biaya sekolah.

Jajang yang baru berusia 14 tahun itu mengaku sudah menjalani pekerjaannya sebagai kuli di pabrik batu bata dan genteng selama lebih dari setahun. Pekerjaan kasar itu dilakoni karena terdesak ekonomi.

“Upahnya lumayan, Rp18 ribu per hari,” kata dia.

Seorang anak lainnya, Kamal mengatakan, di sepanjang jalan raya Citeko sampai jalan raya Cirata Purwakarta terdapat puluhan pabrik batu bata dan genteng yang sudah berdiri.

“Dalam sehari, pendapatannya lumayan untuk membantu orang tua dalam memenuhi kebutuhan hidup,” kata dia.

Data Humas Pemkab Purwakarta menyebutkan, keberadaan pabrik genteng dan batu bata itu sudah ada sejak puluhan tahun lalu. Hingga kini di daerah itu tercatat 264 unit usaha atau pabrik batu bata dan genteng. AN-MB 

activate javascript