Nusa Dua (Metrobali.com)-

Ekosistem laut diseluruh Indonesia merupakan suatu kekayaan alam yang sangat luar biasa nilainya, oleh karenanya sangat perlu dilindungi dan dilestarikan dari kepunahan, baik karena ulah manusia yang tidak bertangungjawab maupun karena alam/bencana. Hal ini disampaikan Bupati Badung A.A. Gde Agung, SH dalam pertemuan dengan Yayasan Nusa Dua Reef Foundation terkait rencana peresmian Badung Underwater Cultural Park Area, Rabu (29/2) kemarin bertempat di Pusat Pemerintahaan Kab. Badung.

Hadir dalam kesempatan itu, Ketua Yayasan Nusa Dua Reef Foundation Ibu Pariama didampingi Penasehat Yayasan I Gst. Ayu Badawati dan jajarannya, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian, dan Pengembangan Kab. Badung  I Wayan Suambara, Kepala Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kab. Badung I Made Badra serta Kepala Dinas Pariwisata Kab. Badung Cokorda Raka Darmawan.

Ketua Yayasan Nusa Dua Reef Foundation Ibu Pariama menyampaikan, maksud dan tujuan kunjungan guna mensosialisasikan dan mohon dukungan mengenai keberadaan ekosistem yang ada disepanjang garis pesisir pantai Tanjung Benoa, Benoa sampai dengan Serangan terhadap banyaknya tumbuh terumbu karang, mangrove dan ekosistem yang lain untuk nantinya dijadikan Badung Underwater Cultural Park Area. Dari selatan, kurang lebih 16 km garis pantai wilayah itu layak/cocok menjadi kawasan konservasi terumbu karang berdasarkan berbagai kajian ilmiah dan survey.

Ditegaskan pula mengenai beberapa hal dari persiapan awal mengenai wilayah itu cocok sebagai kawasan wisata laut, atraksi laut, yang berkaitan dengan culture/ budaya yang murni ditumbuhi tumbuh-tumbuhan yang beraneka ragam bentuknya, sampai dengan rencana lounching.

Pihak yayasan telah melakukan suatu persiapan, kajian matang dan membentuk Pokja yang terdiri dari SKPD terkait di Badung, LSM, masyarakat, pengusaha pariwisata, camat, lurah dan tokoh masyarakat, yang nantinya akan mengambil langkah-langkah awal dengan merumuskan, mengkaji dan memutuskan wilayah selatan sebagai kawasan konservasi wisata laut dengan luas kurang lebih 2.700 Ha dari pesisir Pantai Tanjung Benoa, Benoa sampai dengan Serangan, dimana nantinya juga akan jadikan tempat pelestarian jenis ikan dugong/duyung  yang langka.

“Kami rencanakan “Badung Underwater Cultural Park Area” akan dilounching 17 Maret 2012 yang ditandai dengan peletakan 24 buah Patung Dewa Dewi didasar laut yang melambangkan simbul cinta kasih, kesetiaan dan keharmonisan terhadap alam serta patung kecak yang melambangkan suara alam yang indah,” tambahnya.

Bupati Badung A.A. Gde Agung, SH menyampaikan apresiasi dan mendukung ide/langkah yang diambil Yayasan Nusa Dua Reef Foundation untuk ikut dalam mengisi pembangunan di Kab. Badung khususnya dan Bali pada umumnya, dalam upaya untuk turut mendukung upaya pelestarian alam laut. Ini merupakan suatu kontribusi yang sangat luar biasa, dimana nantinya akan menjadikan kawasan itu sebagai suatu kawasan yang indah dan mempesona sekaligus menjadi obyek kunjungan wisata.

“Kolaborasi dan sinergitas yang sangat luar biasa ini agar terus dilanjutkan dan berkesinambungan kedepannya. Karena ini merupakan suatu embrio yang sangat luar biasa yang nantinya akan tumbuh besar dan berkembang,” kata Bupati.

Untuk itu diharapkan agar pihak yayasan untuk lebih konsen memikirkan, mematangkan, merapikan dan mempercepat administrasinya, baik dari sudut ekologi, sosial ekonomi maupun budaya.

“Pokja agar bekerja dengan simultan duduk bersama dan terus berkoordinasi dengan SKPD terkait yang telah ditunjuk dalam menyusun KKP (Kawasan Konservasi Pariwisata) yang meliputi rencana pengelola, badan pengelola dan zona inti serta regulasinya, guna menghindari hal-hal yang tidak diinginkan bersama karena kedepanya sudah menjadi  area publik baik mengenai peruntukan, pengelolaan dan pemanfaatannya,” tegasnya. MB1